Ada Antrean Panjang di India, Kapan Nissan Magnite Bisa Sampai Ke Konsumen Tanah Air?

Di India, Nissan Magnite terbilang laris manis dan cukup digandrungi. Seperti dilansir dari HT Auto, dalam sebulan sejak pengenalan sudah berhasil membukukan sekitar 32.800 pesanan. Akankah hal ini berpengaruh dengan distribusi Magnite di Indonesia? Mengingat SUV mungil itu diterbangkan dari fasilitas Oragadam di India.

Memang banyaknya pemesanan di pasar utama Magnite dikhawatirkan akan menciptakan keterlambatan pengiriman. Namun pihak PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) mengakui terus berkomunikasi dengan pihak terkait. Seperti dijelaskan Sales Director & Marketing PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI), Tan Kim Piauw.

"Sampai sejauh ini kami terus berkomunikasi dengan Nissan ASEAN dan juga termasuk Nissan India terkait dengan pesanan dari pelanggan Nissan yang sudah menempatkan di Indonesia. Kami tetap mendapatkan komitmen, dukungan, dari Nissan khususnya pabrik Nissan di India untuk terus men-support supply di Indonesia," jelas Tan Kim Piauw dalam kesempatan Media Briefing Magnite (12/1/2021).

Ya, jumlah booking 32.800 unit dalam sebulan jelas bisa disebut melimpah. Konsumen Anak Benua bahkan harus menunggu giliran sampai sepanjang tiga bulan. Belum lagi akan diterbangkan pula ke Indonesia dan Afrika Selatan. Namun tentu mereka tidak tinggal diam. Demi mengimbangi banyaknya permintaan di India saja, Nissan di sana sudah meningkatkan kapasitas produksi. Termasuk di dalamnya penambahan 1.000 pekerja berikut ekstra shift ketiga untuk mengurangi waktu tunggu.

Baca juga: Mengenal Mesin Nissan Magnite Turbo 1.0L yang Pinjam Teknologi Sportscar GT-R

Eksistensi Nissan Magnite di Indonesia sendiri disebut baru tersedia beberapa unit. Belum waktunya dikirim ke konsumen, sebatas dipamerkan di beberapa showroom. Kendati begitu, diklaim ada respon positif meski belum bisa disebutkan jumlah pesanannya. "Sampai hari ini kami terus menghitung dan SPK masih terus masuk yang dipesan oleh pelanggan di Indonesia," papar Tan Kim Piauw.

Tanpa ketersediaan stok, tak dapat dipungkiri bakal ada waktu tunggu bagi pelanggan Tanah Air. "Perlu kami informasikan bahwa supply atau distribusi kami pertama akan kami mulai di Bulan Maret tahun ini," jelasnya. Pengiriman secepat Maret ini terkait order yang sudah masuk. Namun lain cerita bila baru pesan sekarang, Tan Kim Piauw memperkirakan distribusi baru dapat terlaksana April hingga Mei. Mungkin bisa saja dianggap wajar sebab mengingat kembali, kedatangan Magnite terlaksana begitu cepat. Tidak sampai bulanan bahkan tahunan, hanya sekitar dua minggu setelah sang SUV mungil Nissan dipasarkan perdana di India.

Jika tertarik, untuk saat ini NMDI masih menetapkan harga perkenalan bagi Magnite. Tiga opsi disediakan ke konsumen dengan pembagian dua tingkatan trim. Model Upper bertransmisi manual dibanderol Rp 208,8 juta (OTR Jakarta). Sementara itu, Premium dipasarkan Rp 226,3 juta dalam format transmisi manual dan Rp 238,8 juta untuk versi otomatis CVT. Khusus tipe Premium, gebyuran kelir two tone dapat dipilih dengan tambahan bujet Rp 2 juta.

Seluruh tipe dibekali pemacu tiga silinder berkapasitas 1,0 liter ditambah sokongan turbo – pertama di kelasnya. Sajikan output tenaga sebesar 100 PS pada 5.000 rpm. Figur momen puntir berbeda tergantung transmisi. Jika dikawin girboks manual, ia menyiapkan gelontoran 160 Nm sejak 2.800 hingga 3.600 rpm. Pada sinerginya bersama CVT, torehan torsi terlihat mengecil sampai 152 Nm. Meski begitu, perlu diketahui klimaks terjadi sejak putaran lebih rendah dan berdurasi panjang. Semua dimuntahkan mulai dari 2.200 hingga 4.400 rpm.

Tidak dijelaskan sampai kapan NMDI menerapkan skema harga perkenalan. Setidaknya dapat diekspektasikan ada kenaikan di masa mendatang. "Berapa lama akan bertahan memang akan kami me-review nya. Mudah-mudahan apa yang kami bisa berikan pada konsumen Nissan terkait harga perkenalan ini bisa juga memberikan kepuasan kepada para pelanggan Nissan di Indonesia," tutupnya. (Krm/Tom)

Sumber: HT Auto

Baca juga: Nissan Magnite Raih Empat Bintang dalam Uji Tabrak ASEAN NCAP