Sejarah Perjalanan Aprilia di Lintasan Balap
Aprilia, brand sepeda motor asal Italia yang terkenal dengan keunggulan produknya. Evolusi perusahaan melalui berbagai tantangan adalah pelajaran penting dan menjadi pengingat tentang bagaimana ketahanan dan kemampuan beradaptasi dapat mengarah pada kebangkitan.
Sejak didirikan tepat setelah Perang Dunia II hingga menghadirkan terobosan terbaru, Aprilia telah membuktikan status legendarisnya di dalam dan di luar trek balap. Selian itu mereka juga telah memenangkan hati para penggemar motor mewah dan berperforma tinggi, tidak hanya di Italia tetapi di seluruh dunia.
Perusahaan sepeda motor Italia ini mengawali bisnisnya sebagai produsen skuter setelah Perang Dunia II. Didirikan oleh Cavalier Alberto Beggio dan memiliki pabrik produksi di Noale, provinsi Venesia, Italia. Putra Alberto, Ivano Beggio kemudian mengambil alih kemudi perusahaan pada 1968 dan membangun "sepeda motor" 50 cc.
Mulanya Aprilia membuat beberapa desain yang menjadi bagian dari identitasnya hingga saat ini, seperti skuter Colibri dan Daniela, lalu tipe motorcross bernama Scarabeo di era 1970-an, model enduro seri STX, dan Tuareg. Pada 1990, hadir motor yang ditujukan sebagai kendaraan off-road, Pegaso 600. Terdapat pula RSV Mille, yang merupakan 1.000 cc V2 Superbike dan sport tourer bernama Falco bermesin 1.000 cc V2.
Namun lebih dari itu, 2004 menjadi tahun yang menandai momentum penting, lantaran pada 30 Desember 2004 Aprilia diakuisisi oleh Piaggio Group, bersamaan dengan Moto Guzzi, yang menjadi kontribusi pada pembentukan penting dari pusat kendaraan roda dua di Eropa.
Rencana strategis Grup Piaggio untuk Aprilia adalah menetapkan tujuan untuk memperkuat posisi dan menjadi pemimpin pasar di segmen sepeda motor dan skuter. Pembenahan line-up mulai membuahkan hasil pada 2007, dengan rilisnya Shiver 750, unit pabrik pertama yang menggunakan kontrol throttle Ride by Wire. Dorsoduro kemudian lahir dengan mesin twin-cylinder (2008), fun-bike yang mengingatkan pada gaya dan filosofi supermotard.
Di tahun yang sama Aprilia meluncurkan Mana 850, revolusi kendaraan roda dua yang berarti lantaran menggunakan transmisi otomatis 6-speed sequential. Ini adalah ide yang mengukuhkan status Aprilia sebagai merek yang mampu menawarkan produk berteknologi terkini.
Ujung tombak hasil produksi Aprilia diperkenalkan ke publik pada 2009, yaitu superbike RSV4. Dikendarai oleh Max Biaggi, RSV4 memenangkan World Superbike Championship pada 2010, yang merupakan tahun kedua partisipasi resminya. Prestasi ini menjadi penutup akhir tahun yang menyenangkan, apalagi Max Biaggi juga orang Italia.
Pengenalan teknologi baru untuk kendaraan roda dua berlanjut di 2011 dengan pengenalan RSV4. Di dunia motorsports, 2012 adalah tahun kembalinya Aprilia ke MotoGP dengan proyek ART dan kemenangan di SBK Championship bersama pembalap Massimiliano Biaggi.
Pada 2013 Caponord 1200 mulai dipasarkan, dan pada tahun yang sama Aprilia mendapat gelar World SBK Brand. Sedangkan pada 2014 kemenangan ganda di World SBK membawa gelar the Manufacturer ke Noale dan memberikan Sylvain Guintoli pembalap asal Prancis gelar The Rider.
Berlanjut di musim 2015, Aprilia umumkan kembali ke kelas MotoGP setahun lebih cepat dari jadwal yang diumumkan sebelumnya. Faktanya, strategi yang ditentukan oleh Grup Piaggio sebagai upaya Aprilia masuk ke kasta premium ditunjukan lewat penampilannya yang kompetitif.
Sejalan dengan upaya yang mereka lakukan di MotoGP, RSV4 kembali mengukuhkan statusnya sebagai sepeda motor pemenang di World Superbike Championship, dengan memenangkan 3 balapan dan 10 kali finish di podium.
Debut trek Aprilia RS-GP semakin terlihat pada 2016. Motor prototipe MotoGP pertama yang dirancang dan dibangun sepenuhnya oleh Noale Racing Department, dimulai dengan mesin eksklusif V4 yang kemudian menjadi kartu andalan bagi Aprilia.
Pengembangan Aprilia RS-GP berlanjut pada 2017 di kejuaraan dunia utama balap motor. Motor Italia ini menunjukkan kemajuan yang menggembirakan yang membuatnya secara konsisten menempati posisi 10 besar dengan pembalap asal Spanyol Aleix Espargaró.
Di 2018 Aprilia kembali mengambil bagian dalam kejuaraan dunia MotoGP dengan Aleix Espargaró dan pembalap asal Inggris Scott Redding. Pada 2019 hadir Andrea Iannone. Aleix Espargaró terus menunjukkan peningkatan kinerja dan rekam jejak yang baik sepanjang musim, selama kejuaraan 2021 dia mencetak podium bersejarah pertama Aprilia di MotoGP. Pencapaiannya di posisi ketiga menjadi tonggak bersejarah bagi Aprilia. Sejak balapan Aragon dan seterusnya, Maverick Viñales mulai bergabung bersama Aleix.
Lebih lanjut di 2022, menjadi waktu yang penting bagi Aprilia Racing yang terbilang masih baru dalam sejarah perhelatan MotoGP. Faktanya, tim Italia ini memperoleh status sebagai Factory Team, satu lagi langkah maju dalam pertumbuhan yang terlihat jelas selama dua musim terakhir. Kami menantikan kinerja tahun ini, terutama dengan V4 2022 RS-GP yang baru. Pada akhir pekan pertama MotoGP di Qatar, Aleix Espargaró memulai musim dengan awal yang baik dengan finish di posisi keempat, menjadi salah satu pencapaian terbaik dalam sejarah Aprilia di MotoGP. (BGX/RS)
Baca juga: Intip 7 Moge Andalan Polisi Indonesia, Mana Favorit Kamu?
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature