Pilihan Motor CBU Honda di Bawah Rp 100 juta, dari Klasik Hingga Adventure
Tak hanya buatan lokal, Astra Honda Motor (AHM) juga menjajakan beragam produk CBU (Completely Build Up). Konsumen bisa memilih berbagai model, baik dari tampilan, segmen, dan harga. Namun kali ini kami memberi rekomendasi pilihan motor impor dengan harga di bawah Rp 100 juta. Alternatifnya mulai dari jenis klasik, skutik hingga adventure. Rata-rata mereka didatangkan dalam bentuk utuh dari Thailand. Berikut daftarnya.
Super Cub C125
Honda Super Cub C125 pertama kali melantai di GIIAS 2018. Awalnya dipasarkan dengan harga Rp 55 juta. Namun saat ini dirinya dijual Rp 73,645 juta OTR DKI Jakarta. Ia didaulat sebagai bebek termahal di Indonesia. Dengan value segitu, fiturnya sudah modern dan berstatus CBU (Completely Built Up) dari Thailand. Ada tiga pilihan kelir: pear shining black (hitam putih), pearl niltava blue (biru putih) dan pearl nebula red (merah putih).
Dari besaran harganya pula, dia diproyeksikan untuk kalangan kolektor dan penggila motor klasik. C125 merupakan produk yang dibangun dari desain autentik Honda. Memiliki sejarah panjang sejak 60 tahun lalu. Berpenampilan retro, bodi ramping, stang berbentuk sayap, lampu dan spion bulat serta tubuh tanpa sudut jadi ciri khas.
Honda tidak sepenuhnya membuat motor ini lekat dengan sosok lawas. Sebut saja sistem pencahayaan full LED, keyless, panel instrumen kombinasi, answer back system dan alarm. Fungsi lampu LED untuk visibilitas berkendara lebih baik di malam hari. Keyless bertujuan supaya motor tidak mudah dibobol maling karena terintegrasi immobilizer. Panel instrumen kombinasi, memudahkan pemberian segala informasi soal motor ke pengendara.
Khusus answer back system dan alarm, tersemat di remote pintar milik Honda Super Cub C125. Answer back system berguna memudahkan pencarian kendaraan di lokasi parkir. Cara kerjanya, cukup tekan tombol yang ada di remote. Motor mengeluarkan suara dan lampunya menyala, memberitahu keberadaan. Alarm berguna mencegah maling, aktif bila ada gerakan motor yang tidak wajar.
Aura modern juga tampil lewat pelek palang berbalut krom. Tidak ketinggalan yang membuatnya semakin enak dilihat, warna jok merah mentereng khusus pilihan bodi pearl niltava blue. Sementara warna lain: pearl shining black (hitam putih) dan pearl nebula red (merah putih), pakai jok warna hitam.
Ia dibekali mesin silinder tunggal 125 cc SOHC, 4 tak, berpendingin udara dengan dua katup. Ukuran bore 52,4 mm x stroke 57,9 mm itu memiliki rasio kompresi 9,3:1. Output tenaga yang dihasilkan sebesar 9,2 Hp di 7.500 rpm dan torsi 9,79 Nm @ 5.000 rpm. Dayanya itu disalurkan ke roda belakang dengan transmisi manual 4 percepatan dan kopling sentrifugal seperti Supra X.
Walau tampil klasik, mesinnya sudah menggunakan penyemprotan bahan bakar injeksi (PGM-FI). Sistem ini diklaim lebih presisi dalam memberikan suplai bensin ke ruang bakar. Selain itu, juga semakin mudah beradaptasi dengan perbedaan tekanan udara.
Super Cub C125 menggunakan basis rangka C110 'Backbone' baja berbentuk tabung. Dilengkapi dengan suspensi depan teleskopik dan twin rear suspension (swing arm). Peleknya berbahan alumunium berdiameter 17 inci yang elegan. Kedua rodanya dibalut dengan ban tubeless masing-masing berukuran 70/90 dan 80/90. Pengeremannya dibekali sistem rem cakram di bagian depan dan tromol di bagian belakang.
Baca juga: Harga Honda Scoopy Paling Mahal, Apa Saja Keunggulannya Dibanding Beat dan Genio?
CT125
Ia tergolong jenis moped. Sama seperti saudaranya, Honda CT125 juga bisa dikatakan sebagai motor hobi. Lantaran harga yang ditawarkan fantastis, yakni Rp 76,8 juta OTR Jakarta. Ia diimpor secara utuh alias Completely Built Up (CBU) dari Thailand. Mulai dijual secara resmi di Indonesia oleh Astra Honda Motor (AHM) pada Agustus 2020. Hadir dengan satu pilihan warna yakni Glowing Red. Model ini dipasarkan secara eksklusif di seluruh jaringan Honda Big Wing dan Wing dealer.
Motor bebek ini masuk dalam keluarga Honda CT-series yang sudah ada sejak 1964, dan secara historis ia dikenal sebagai moped off-road ringan. Bisa dibilang, CT alias Trail Cub merupakan versi off-road dari Honda Super Cub.
Tampilan dari keluar pabrik sudah menarik perhatian. Ia mewarisi konsep CT asli, yang didesain berperawakan retro-scrambler. Memadukan gaya hidup modern dan fungsionalitas. Dalam sejarahnya, gaya itu mampu menarik perhatian banyak kalangan, khususnya penyuka off-road roda dua.
Ciri khas pada dirinya yakni bodi yang ringkas, ban dual purpose, dan knalpot ala motor scrambler. Joknya pakai model single seat dan ada rak besi berlogo Trail Hunter di bagian belakang. Piranti itu biasanya digunakan untuk menaruh box peralatan atau jerigen pada zaman dulu. Kapasitas maksimalnya hingga 20 kg, jadi pengendara dapat membawa barang lebih banyak untuk menemani perjalanannya. Karena tampilan dan bobotnya yang ringan, bebek ini tidak hanya digunakan di jalan perkotaan, tetapi juga untuk beragam aktivitas outdoor.
Lampu depan mengusung model bulat klasik, sama seperti pendahulunya. Namun yang sekarang tampak ada garis pemisah horizontal di tengahnya, untuk penggunaan lampu jauh dan dekat. Sinyal belok berbentuk kotak dan menempel di bawah stang. Di bawahnya ada front fender yang terbuat dari besi, semakin memperkokoh tampilan tangguh pada model ini.
Ia menggunakan setang tinggi dan lebar dengan model telanjang. Memberikan posisi berkendara yang tegap agar mudah dikendalikan. Selain itu, pengendara juga mendapat keuntungan dalam hal visibilitas, karena pandangan terbuka sempurna ke segala arah. Di bagian tengahnya ada spidometer kecil dengan bentuk bundar.
Untuk memberi kenyamanan, posisi intake air duct diposisikan tinggi untuk mengurangi debu yang masuk. Knalpotnya juga dirancang model scrambler, untuk mempertahankan karakter sepeda motor trekking yang memberi kesan kuat. Demi meredam panas di kaki, mulai dari leher hingga ke belakang dibungkus dengan cover.
Buat melindungi bagian mesin, dipasangkan besi di kedua sisi dan skid plate bagian bawah. Garpu depan punya ukuran yang lebih panjang dari Super Cub. Selain memberikan travel lebih bagus, model garpu semacam ini membuatnya tampak lebih gagah.
Walau tampangnya klasik, dia sudah disematkan unsur modern. Selain itu, dirinya merupakan diferensiasi model yang dilakukan oleh pabrikan ‘sayap kepak’ untuk menarik konsumen di kelas bebek retro.
Hal modern yang ada pada dirinya yaitu semua sektor pencahayaan sudah berteknologi LED. Lampu utamanya bulat dengan DRL bentuk lingakaran yang estetik. Pancaran cahayanya terang untuk menemani perjalanan saat malam hari.
Lalu panel meter full digital dengan desain bulat dan kompak. Mirip punya Honda Monkey. Isinya fundamental, seperti pentujuk kecepatan, odometer, dua trip meter dan 6 bar indikator level bensin. Tak lupa pula perangkat ABS (Anti-lock Breaking System) di roda depan.
Spesifikasi CT125 Hunter Cub sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Super Cub 125, karena memakai mesin basis yang sama. Dibekali dengan mesin 125 cc, 1-silinder, SOHC, injeksi PGM-FI, 4 langkah dan berpendingin udara. Motor ini memiliki bore dan stroke 52,4 x 57,9 mm dengan rasio kompresi 9.3:1. Tercatat dapur pacunya mampu menghembuskan tenaga sebesar 8,7 hp pada 7.000 rpm dengan torsi maksimum 11 Nm pada 4.500 rpm.
Karena diciptakan untuk melintasi semua area kondisi jalan, maka itu pabrikan memberikannya kick starter. Semisal berkendara di cuaca dingin atau ketika perangkat mesin kemasukan air, pengendara dapat mudah menyalakan mesin.
Dirinya menggunakan rangka yang rigid dan ringan. Tangki bahan bakarnya berkapasitas 5,3 liter, cukup untuk menemani berkendara jarak jauh. Penampung bensin itu dibungkus dengan sempurna di balik kursi pengendara, agar dijauhkan dari air jika menerjang banjir. Benar-benar menerapkan moped off-road ringan. Piranti pendukung seperti rak di buntut berukuran 47,7 x 40,9 cm, sehingga dapat menaruh barang bawaan pengendara dengan mudah.
Suspensi depan teleskopik dengan model segitiga atas bawah, macam ayago yang didesain untuk meningkatkan kekukatan. Jarak mainnya 10 mm, lebih tinggi dibanding moped pada umumnya. Dilengkapi dengan cover karet tahan debu (dustproof rubber) bergaya motor trail, dapat melindungi komponen peredam kejut dari benda asing. Belakangnya mengadopsi dual shock, yang mampu menahan beban lebih baik. Daya redamnya juga bisa diandalkan ketika melahap trek off-road.
Peleknya menggunakan jari-jari berdiameter 17 inci dengan balutan ban semi dual purpose. Karet bundar depan dan belakang diberi ukuran yang sama, yakni 80/90. Dan sistem pengereman kedua roda sudah pakai cakram.
Monkey
Astra Honda Motor (AHM) mulai memasarkan Honda Monkey secara resmi pada Juli 2019. Motor ikonik itu mulanya dibanderol Rp 65 juta dan diimpor secara utuh (CBU) dari Thailand. Tapi sekarang dirinya dijual Rp 79,345 juta OTR DKI Jakarta. Tersedia tiga varian warna yaitu Banana Yellow, Pearl Nebula Red, dan Pearl Shining Black.
Bagi pecinta motor klasik, tentu tak asing dengan Honda Monkey. Motor mungil ini pertama kali muncul pada 1961 atau 60 tahun yang lalu. Dengan usia yang lebih dari setengah abad, tentu si ‘Monyet’ sudah melekat di hati penggemarnya. Makanya AHM berani meluncurkan motor legend itu untuk mengobati rasa rindu pecinta motor di Tanah Air.
Konsep yang ia tawarkan yakni Iconic-Fun Bike. Tetap mempertahankan desain klasik yang selama ini menjadi ciri khasnya. Terlihat dari warna krom di beberapa bagian motor. Ada di sepatbor depan maupun belakang, penutup knalpot, cover lampu, cover speedometer, cover mesin kanan, spion berbentuk bulat hingga stang yang diposisikan tinggi. Ukuran tubuhnya mungil dan simpel, membuatnya menjadi pusat perhatian.
Tak seutuhnya bernuansa klasik, motor ini telah menganut unsur modern. Bisa dilihat di bagian sistem pencahayaan yang sudah mengadopsi teknologi LED. Tak hanya lampu utama, lampu belakang dan sein juga berteknologi dioda. Di atas pencahayaan utama ada panel meter digital full LCD berbentuk bulat. Isinya ada odometer dengan dua trip meter, indikator BBM, dan indikator perpindahan gigi. Desain sengaja dibuat serbabundar, agar nuansa motor klasik era 70an tak hilang.
Ia memiliki jarak sumbu roda 1.155 mm dan ketinggian jok dari permukaan tanah 776mm. Ground clearance-nya (jarak terendah ke tanah) pendek, yakni 160 mm. Joknya terbuat dari karet uretan dengan kepadatan tinggi, untuk memberikan kenyamanan yang maksimal. Tangki imutnya dapat menampung bensin sebanyak 5,6 liter. Tak lupa ada emblem logo Old Wing 3D yang menempel di setiap sisi tangkinya. Bobot sepeda motor ini tergolong ringan, yaitu 107 kg.
Jantung pacunya pakai mesin silinder tunggal horizontal 125 cc, SOHC dengan 4 percepatan berpendingin udara. Bisa dibilang identik dengan Supra. Tapi ada perbedaan di bagian kopling. Ia pun menggunakan sistem pengabutan berteknologi PGM-FI. Teknologi sistem suplai bahan bakar itu bekerja secara elektronik, mampu memasok bahan bakar dan oksigen secara optimum sesuai kebutuhan mesin. Tenaga maksimal yang dihasilkan yaitu 9,6 hp di 7.000 rpm dan torsi sebesar 11 Nm di putaran 5.250 rpm. Diameter dan panjang langkah sebesar 52,4 x 57,9 dengan perbandingan kompresi 9,3:1. Jelas cukup tangguh untuk ukuran motor kecil.
Suspensi depan upside down. Warnanya sesuai dengan tangki. Pemakaian peredam kejut model itu secara tidak langsung membuat harganya cukup mahal. Namun hal itu sebanding dengan kenyamanan yang ditawarkan. Belakangnya pakai suspensi ganda, sehingga menghasilkan keseimbangan dan fleksibilitas yang sesuai. Tentunya sangat cocok untuk berbagai kondisi jalanan. Menggunakan roda berdiameter 12 inci dengan ban berpola kasar. Depannya berukuran 120/80 dan 130/80 belakang.
Untuk menghentikan laju kendaraan, dipasangkan rem cakram depan berdiameter 220 mm dan 190 mm belakang. Demi keamanan maksimal, disematkan ABS satu chanel yang ditunjang dengan Inertial Measurement Unit (IMU). Fitur itu bekerja untuk mencegah ban belakang terangkat saat pengereman mendadak. Jadi, motor tidak terjungkal ke depan. Meski bagian buntut terangkat pun, motor dikembalikan secara cepat oleh teknologi IMU. Teknologi itu, sama dengan punya CBR 1000RR SP. Bedanya motor ikonik hanya terdapat 2 titik sensor, dan si sport faring 1000 cc punya 5 sensor.
Sebagai informasi, lokasi IMU berada di bawah jok bagian depan atau tengah pada motor. Alat itu butuh penanganan khusus. Tidak boleh terjatuh, jangan gunakan impact wrench saat menginstal IMU, dan jangan terkena impact saat memasang IMU.
Bagi Anda pecinta motor lawas, tentu Honda Monkey merupakan pilihan yang tepat. Tapi jika ingin meminangnya, Anda harus punya rasa sabar yang tinggi. Sebab, motor ini masuk kategori inden yang cukup lama. Jika Anda menginginkan motor ini segera, bisa membelinya melalui importir umum (IU). Tapi harga yang ditawarkan cukup tinggi, yakni bisa di atas Rp 100 juta.
Baca juga: Harga Selisih Sedikit, Pilih Varian Eksklusif Honda Vario 150 atau Supra GTR150?
Forza
Beda dengan produk Honda CBU di atas, model ini masuk dalam golongan skutik premium. Dirinya diimpor langsung dari Thailand. Dibanding dengan lawannya di kelas 250 cc, ia punya banderol lebih mahal. Saat pertama kali melantai dijual Rp 76,5 juta dan sekarang mencapai Rp 84,645 juta OTR DKI Jakarta.
Skutik ini sudah mengalami penyegaran di 2021. Ada revisi sedikit dari segi tampilan, tapi tetap mengedepankan desain mewah dan sporty. Saat ini ia punya empat pilihan warna eksklusif yaitu Pearl Horizon White, Indy Gray Metallic, Mat Gunpowder Black Metallic dan Candy Rosy Red.
Perubahan utama terlihat bagian di wajah. Bentuk fasad kini lebih lancip, ditambah beberapa sudut tegas nan tajam. Lebih menonjolkan kesan agresif. Kesan prestisius dari Honda Forza 250 juga ditampilkan pada lekukan bodi makin tajam. Terlihat di beberapa sisi, bagian depan maupun belakang. Meski diberi sentuhan baru, skutik premium ini tetap menghadirkan posisi duduk nyaman. Jok model bertingkatnya mampu memanjakan pengguna dan pembonceng.
Desain winker terbaru pada spion turut memperkuat kesan eksklusif. Kalau model sebelumnya berbentuk kotak panjang, kini wujudnya lancip. Kemudian electrical adjustable windscreen sebagai pengatur ketinggian windscreen diperbarui. Model anyar memiliki jarak penyesuaian lebih tinggi yaitu sekitar 40 mm. Penyetelan piranti penahan angin secara elektrik ini boleh dibilang pertama di kelasnya. Fitur ini tentu bermanfaat ketika dipakai di dalam kota serta turing jarak jauh.
Turun ke bawah, kesan sporty juga ditonjolkan. Desain cover muffler pakai versi gres, memiliki tarikan garis lebih menyudut. Jika diperhatikan lebih detail, komponen radiator juga sedikit lebih maju, sejajar dengan tangki bahan bakar.
Semua sistem pencahayaan juga sudah mengadopsi teknologi LED, baik di depan dan belakangnya. Honda Forza telah dilengkapi fitur ESS (Emergency Stop Signal) yang secara otomatis mengaktifkan lampu hazard saat melakukan pengereman mendadak. Di lain sisi, dapat memberi peringatan ke pengendara di sekitarnya, terutama yang berada di belakang.
Selain itu untuk mendukung mobilitas tinggi pengendaranya, model ini telah dilengkapi console box dengan USB Charger pada bagian depan. Jadi pengendara tak perlu khawatir kehabisan daya gawai saat melakukan perjalanan jauh. Apalagi kini sudah model USB, tinggal colok kabel charger bawaan smartphone tanpa perlu penambahan konektor. Posisinya bisa ditutup, jadi lebih aman.
Honda Forza 250 terbaru mendapat teknologi baru yaitu, eSP+ (enhanced Smart Power+). Tetap menggendong mesin 249,01 cc, SOHC, satu silinder, berpendingin cairan. Jantung mekanis ini sudah dilengkapi teknologi penyemprotan bahan bakar injeksi (PGM-FI). Performa di atas kertas sanggup menyemburkan torsi puncak 24 Nm pada 6.250 rpm dan tenaga maksimal 23,5 Hp pada 7.750 rpm. Padanannya sistem transmisi CVT. Kapasitas tangki bensinnya 11,5 liter.
Beragam fitur canggih lainnya tetap dipertahankan, untuk menunjang gaya hidup pengendara yang modern. Di antaranya ada Honda Smart Key System yang terintegrasi dengan alarm anti maling dan Answer Back System. Kesan mewah dan prestisius di Honda Forza semakin lengkap dengan hadirnya kombinasi digital panelmeter. Memiliki informasi lengkap seperti indikator Honda Selectable Torque Control (HSTC) sebagai pengontrol traksi sepeda motor yang berfungsi mencegah terjadinya ban slip, indikator perawatan, trip meter, indikator konsumsi bahan bakar, kecepatan dan RPM.
Selain itu untuk mendukung pengendara dalam memberikan sinyal kepada pengendara di depannya, skutik besar ini telah dilengkapi fitur pendukung passing lamp dan lampu hazard untuk keadaan darurat. Serta memiliki ukuran U-box yang ekstra besar, dapat menyimpan 2 helm dan barang bawaan lainnya.
Model ini menggunakan ban tubeless ukuran 120/70 - 15 M/C untuk ban depan dan 140/70 - 14 M/C belakang. Sementara itu, pada bagian pengereman, skutik besar ini dilengkapi cakram depan dan belakang yang menggunakan sistem ABS 2 Channel.
CRF250 Rally
Resmi dikenalkan PT Astra Honda Motor pada 2017. Motor adventure ini merupakan produk Completely Build-Up (CBU) dari Thailand. Sejak pertama kali mengaspal di Indonesia, kuda besi ini menyiratkan kalau ia memang andal di segala medan. Saat ini dirinya dilego Rp 88,345 juta OTR DKI Jakarta. Hanya ada satu pilihan warna, Extreme Red.
Pada 2021, Honda CRF250 Rally mendapat sentuhan baru di area mesin dan fitur. Sementara tampilan masih sama, mengedepankan konsep tualang seperti pertama kali lahir. Terlihat dari penyematan floating wind screen dan shroud samping, secara efektif menawarkan perlindungan bagi pengendara. Hand guards di tiap sisi setang juga mampu memberikan proteksi tangan rider, rem serta tuas kopling.
Tangki bahan bakarnya pun masih dibuat atletis dengan lekukan tegas yang berotot. Tapi kini diperluas menjadi 12,8 liter, sebelumnya 10,1 liter. Dengan begitu, membuat pemakainya bisa menikmati sensasi berkendara lebih jauh. Klaimnya mampu menjelajah lebih dari 44 5km berkat hasil konsumsi bahan bakar 34,8km/liter.
Lebih lanjut, under cover masih tersemat, memberikan perlindungan mesin bagian bawah dari benturan, dan tuas pemindah gigi dapat dilipat. Ciri khas head lamp Dual Symmetry LED pun masih bertahan. Dibentuk layaknya dua buah bola mata yang menatap begitu tajam ke depan. Sementara jok masih dengan desain yang sedikit menurun dan meruncing ke belakang, tentu untuk memberikan posisi riding yang lebih tegap.
Ubahan paling signifikan justru menyasar ke ranah teknis, mesin dan fitur. Kubikasinya memang masih sama yaitu 250 cc, DOHC, silinder tunggal dan berpendingin cairan. Tapi akselerasinya kini lebih responsif, melalui penyempurnaan pada rasio gear, intake camshaft dan exhaust yang dirancang ulang. Serta penyematan fitur assist/slipper clutch di sistem transmisi. Fitur yang membuat penggunaan kopling lebih ringan dan mencegah roda belakang selip ketika pengendara menurunkan gigi secara cepat. Tentu menambah keamanan saat berkendara melibas rute yang menantang.
Tenaga dan torsinya lebih besar dibanding pandahulunya. Kalau sebelumnya punya power 24,7 Hp dan torsi 22,6 Nm, kini tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 25,6 Hp pada 8.500 rpm dan torsi 23,1 Nm di kitiran 6.500 rpm. Cukup menunjang para pecinta motor tualang, dalam hal menaklukkan berbagai kondisi jalan, on-road maupun offroad.
Dirinya kini memiliki bobot yang lebih ringan. Dengan desain rangka semi double cradle dan cover knalpot serta singwarm model terbaru, bebannya terpangkas 3 kg. Sekarang berat keringnya cuma 152 Kg. Walau begitu, ia tetap memberikan sensasi kesenangan berkendara.
Sementara suspensi masih sama. Mengandalkan up side down berukuran 43 mm di depan, dan lengan ayun berbahan alumunium, dengan suspensi Pro-Link Single Shock pada bagian belakang. Daya pegas dan peredam masing-masing telah dioptimalkan sesuai dengan karakter motor penjelajah. Tetap memberikan rasa nyaman saat berkendara di permukaan kasar dan medan off road. Baik depan dan belakang pakai lansiran Showa.
Model ini hadir dengan pelek alumunium dengan warna hitam Alumite. Berukuran 21 inci di depan dan 18 inci belakang. Dibungkus dengan ban tipe dual purpose (80/100 depan dan 120/80 belakang). Motor adventure ini dibekali rem cakram di kedua rodanya. Masing-masing bertipe Floating Wave Disk. Depan berdiameter 256 mm yang dijepit dua piston kaliper. Dan belakang 220 mm dengan satu piston kaliper. Sayangnya sektor pengeremannya belum dilengkapi teknologi ABS.
Tak ada ubahan di peradam kejut, membuat ketinggian jok tetap 895 mm. Masih sama dan cukup aman bagi ukuran tubuh orang Asia. Ground clereance juga masih bertahan di 270 mm. Membuat pengendaranya percaya diri menerabas medan adventure. Dari segi dimensi ada sedikit perbedaan. Kini 2.230 x 920 x 1.415 mm, sebelumnya 2. 210 x 900 x 1.425 mm (PxLxT). Meski ada selisih, tetap memberikan visual motor adventure yang kompak.
Kemudian ada sentuhan baru pada panelmeter digital. Bentuknya kini lebih besar dan informatif dengan tambahan informasi jumlah rata-rata konsumsi bahan bakar dan posisi transmisi gigi. Panel informasi ini juga semakin mudah dibaca pengendara dengan huruf dan angka yang diperbesar menjadi 23 mm. (Bgx/Raju)
Baca juga: Cari Motor Harian di Bawah Rp 17 Juta? Ini 6 Pilihannya
Model Motor Honda
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Honda
- Terbaru
- Populer
Video Motor Honda Terbaru di Oto
Artikel Motor Honda dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature