Kaleidoskop Peluncuran Motor 2020, Covid-19 Tak Hambat Inovasi
Kami berani bertaruh, 2020 akan dicatat sebagai tahun terberat bagi perusahaan otomotif manapun. Pandemi COVID-19 spontan bukan cuma menginterupsi ritme produksi, namun sampai mengubah jadwal peluncuran motor terbaru. Beberapa model yang ditunggu, akhirnya jadi juga dirilis ke konsumen. Tak sedikit pula yang akhirnya terus menerus ditunda bahkan ada yang batal dijual.
Tentu kami tak bisa pastikan, bahwa model-model yang akhirnya meluncur di tahun ini adalah pilihan terbaik mereka atas kondisi yang ada. Namun satu yang kami yakini, bahwa motor-motor ini sudah berani mengadu nasibnya di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Berikut adalah kaleidoskop kami yang merekam peluncuran motor-motor baru di Indonesia sepanjang masa COVID di 2020.
Skutik Entry Level
Yamaha Gear bagi kami adalah yang paling menarik di kelas ini. Ia hadir sebagai opsi baru skutik murahnya setelah Soul GT, Mio Series lantas FreeGo. harganya pun sangat rasional - disetel mulai Rp 16 jutaan.
Keunikan utama Yamaha Gear 125 dipertontonkan lewat jargon 'Matic Multiguna.' Akomodasi untuk membawa barang disajikannya lewat desain dek cukup luas. Lalu tersedia pula double hook. Jika pun bawaannya berlebih, Yamaha menyediakan foot step tambahan di sana. Tapi demi keselamatan, ada baiknya tak menggunakan item ini. Pasalnya membuat kaki Anda tak terlindung selama berkendara. Kapabilitas untuk menampung barang lain pun bisa dilakukan oleh konsol di bawah setang dengan kelengkapan power outlet. Lalu bisa juga memanfaatkan bagasi di bawah jok.
Yamaha Gear 125 ditawarkan dalam dua varian yaitu Standard dan S Version. Bedanya, varian basic masih menggunakan sistem kunci berpengaman magnet. Untuk sistem On/Off maupun bukaan jok, terintegrasi dalam satu rumah kunci. Sistem sama dengan Gear 125 S Version. Hanya saja ia punya tambahan berupa remote Answer Back System dan SSS. Mesin motor ini adalah unit 1-silidner 125 cc. Bermodal konfigurasi bore x stroke: 52,4 x 57,9 mm, tenaga dan torsi mampu diproduksi hingga 9,38 Hp/8.000 rpm dan 9,5 Nm/5.500 rpm.
Honda Scoopy generasi kelima meluncur di era pandemi 2020. Ia hadir menggantikan versi sebelumnya. Banyak pembaruan dari desain, mesin, rangka dan beragam fitur yang lebih canggih. Tampilan segarnya kian kental nuansa retro, di lain sisi ia juga lebih lincah berkat penggunaan teknologi frame baru. Banderol yang ditawarkan mulai dari Rp 19,95 juta OTR Jakarta.
Scoopy teranyar sudah pakai sasis berteknologi Enhandced Smart Arcitecture Frame (eSAF). Frame ini sudah lebih dulu dipakai Genio dan Beat. Pabrikan mengklaim lebih ringan 8 persen dibanding rangka model lama. Efeknya berhasil membuat bobot Scoopy berkurang. Tadinya hampir 100 kg, sekarang tipe standar hanya 95 kg dan yang pakai smart key 94 kg.
Keunggulan rangka eSAF yakni lebih kuat karena memiliki daya tahan yang baik dibandingkan rangka pipa. Berdasarkan uji internal, sasis lebih tahan dari defleksi (pembengkokan) saat dikendarai. Rangka lebih kaku dan kuat. Karena bentuknya lebih pipih, maka kapasitas tangki dan bagasi jadi meningkat. Ruang penyimpanan di bawah jok sekarang 12 liter. Penampung bensin yang sebelumya 4liter menjadi 4,2 liter.
Mesin 110 cc Scoopy, kini berbeda. Ia pakai mesin generasi baru dan termutakhir. Spesifikasinya, 110 cc 4-langkah SOHC eSP, dengan konstruksi piston 47,0 x 63,1 mm dan rasio kompresi 10,0:1. Langkah pistonnya dibuat lebih panjang untuk mengejar akselerasi.
Output tenaga Scoopy anyar ada di angka 6,6 kW (9,0 PS) pada 7.500 rpm dengan torsi mencapai 9,3 Nm / 5.500 rpm. Figur tenafa ini berkurang sedikit dibanding Scoopy lama. Walau begitu, Honda mengklaim konsumsi bahan bakarnya irit. Berdasarkan data internal Honda, konsumsi bahan bakar Genio mencapai 59 km/liter (ISS on).
Model baru Scoopy terbagi dalam empat varian tema. Masing-masing punya karakter berbeda sekaligus dibagi dalam hal kelengkapan fitur. Tipe terbawah diisi dengan Sporty dan Fashion. Keduanya dijual dengan harga Rp 19,950 juta. Untuk Sporty dikemas dengan balutan striping standar, tersedia pilihan warna hitam dan merah. Sedang Fashion diwujudkan dengan tema yang lebih ekspresif, sekaligus paling representatif untuk dikatakan skutik retro. Ada Fashion Blue dan Fashion Cream. Masing-masing diberikan kelir coklat pada bagian jok serta pijakan kaki. Dikombinasikan grafis cerah sesuai dengan konsep.
Buat tipe tertinggi ada Stylish serta Prestige. Pembeda dengan varian bawah yakni penggunaan sistem smart key. Masing-masing tampil elegan. Stylish dengan pilihan warna coklat dan merah, Prestige menampilkan kelir putih dan hitam. Tiap versi menggunakan pelek berkelir emas, jok dan pijakan kaki warna coklat. Serta tak ada unsur grafis mencolok di bagian bodi, alias satu warna. Keduanya dibanderol Rp 20,750 juta OTR Jakarta
Meski pabriknya di Indonesia sempat diperlambat produksinya karena puluhan karyawannya terpapar COVID-19, Suzuki tak absen merilis motor barunya ke publik. Adalah Suzuki Nex Crossover, jagoan baru mereka dikelas entry level yang disiapkan menyaingi Honda Beat Street dan Yamaha X-Ride.
Model anyar ini sudah dapat dipesan oleh konsumen melalui seluruh jaringan penjualan (diler) mulai November 2020. Harga yang ditawarkan sebesar Rp 17,9 juta OTR Jakarta. Ia merupakan pengembangan dari Nex II Cross. Memiliki dimensi yang kompak, mesin bertenaga dan suspensi yang nyaman. Tapi untuk model anyar, dia mendapat sejumlah sentuhan baru yang berorientasi pada peningkatan kepuasan dan kesenangan untuk pengendara.
Bodinya masih serupa dengan varian Nex II lain. Bagian depan serbalancip. Lampu utama menjorok ke belakang sehingga bodi pinggirnya tampak tajam dan dinamis. Didukung pula dengan warna bodi cerah dan grafis nyentrik. Berkat tampilan maskulinnya, sangat pas untuk konsumen yang gemar berkendara di medan kurang mulus.
Perubahan paling kentara yakni penggunaan handle bar tanpa cover. Memiliki peran utama dalam meningkatkan ergonomi dan kenyamanan posisi berkendara. Selain itu, memberikan efek visual yang lebih maskulin serta kokoh. Di bagian tengah setang, ditanamkan digital instrument cluster. Bentuknya besar dan berpenampilan modern, serta diisi beragam informasi mengenai kondisi motor. Mulai dari petunjuk kecepatan, jarak tempuh, kapasitas bahan bakar, voltase baterai, indikator sistem FI, indikator lampu, serta jam digital.
Fitur unggulan yang tak kalah pentingnya adalah penggunaan ban berjenis dual purpose bertapak lebar dan sudah tubeless. Memberi tampilan gagah dan menambah keyakinan saat melintas di medan permukaan jalan yang tak menentu. Ground clearance atau jarak terendah dari tanah Crossover tertinggi di kelasnya, yaitu 150 mm. Sehingga terasa lebih mantap dan meyakinkan untuk dibawa bertualang kemanapun tanpa rasa khawatir.
Kenyamanan pengendara dan penumpang juga didukung oleh jok tebal, yang dibungkus dengan lapisan kombinasi warna dual-tone. Membuatnya tampil lebih atraktif dan tidak membosankan. Ia tersedia dalam dua pilihan warna, Stronger Red-Titan Black dan Solid Black. Desain stripping baru dan penggunaan aksen merah pada brake caliper dan rear spring memberikan aksen unik dan dinamis.
Suzuki masih mempercayakan mesin SEP (Suzuki Eco Performance) 115 cc, 1-cylinder, SOHC (Single Over Head Camshaft) dan teknologi FI (Fuel Injection) untuk Crossover. Jantung mekanisnya itu dirancang khusus untuk memadukan performa terbaik dengan efisiensi konsumsi bahan bakar yang hemat. Mesin pun mudah dinyalakan berkat teknologi Suzuki Easy Start System, yang juga telah digunakan pada model sepeda motor Suzuki lainnya. Dalam hal kepraktisan, ia ditunjang ruang penyimpanan dual inner pocket yang besar di bagian kompartemen depan, serta floorboard yang luas agar berkendara tidak cepat lelah.
Skutik Medium
Jujur, di kelas ini, kami sangat menunggu Honda PCX terbaru. Yang pakai mesin 160 cc dan punya aneka keunggulan untuk lebih kompetitif melawan Yamaha NMax. Sayang, hingga tutup tahun, ia cuma hadir di Jepang. Indonesia hanya kebagian merilis pembaruan warna dari PCX 150 di bulan Februari.
Kelir anyar sebagai identitas produksi tahun ini adalah Glorious Matte Black dan Royal Matte Blue. Tak sekadar mewah, pilihan baru inipun membuatnya tampil lebih maskulin. Bisa dilihat pada PCX berwarna Glorious Matte Black. Ada beberapa aksen emas, baik pada pelek maupun emblem 3D-nya. Minim tapi cukup mencolok, lantaran berada di antara dominasi kelir tubuh hitam pekat. Seolah membayangkan setelan seorang pria parlente, lengkap dengan dasi dan arloji gold.
Pun pada opsi yang dinamai Royal Matte Blue. Sejatinya, pilihan seperti ini sudah lebih dulu tersedia pada Honda Vario 125 maupun Vario 150. Bahkan baru-baru ini, salah satu big bike-nya, Honda Rebel juga dicat senada. Sama seperti produk lain, padu padan biru-hitam menghiasi tubuh Honda PCX. Namun sisi elegan skutik PT Astra Honda Motor ini sedikit lebih menonjol. Berkat adanya sematan unsur silver di area bodi tengah, foot step dan cover knalpot.
Tapi hadirnya warna baru ternyata mengeliminasi kelir Brilliant Black dan New Sophisticated Matte Silver. Opsi lainnya masih bertahan, seperti Wonderful White, Majestic Matte Red dan Magnificient Matte Brown. Harga Honda PCX CBS, kini Rp 29,843 juta dan Rp 32,842 juta bagi versi ABS serta Rp 43,293 juta khusus PCX Hybrid. Semua harga berstatus OTR DKI Jakarta.
Yamaha memang baru saja membenahi NMax secara total di akhir 2019. Namun mereka melebarkan jangkauan produknya dengan merilis varian terbaru pada akhir 2020. NMax Connected menjadi trim tengah di antara seri standar dan Connected ABS. Selain punya fitur ala kasta tinggi, ia turut dikemas dalam warna spesial. Sementara banderolnya diset Rp 31 juta OTR Jakarta.
All New Nmax 155 Connected merupakan varian upgrade dari tipe standar. Hanya saja mendapat fitur ala seri atas, yakni sistem kunci pintar atau Yamaha menyebutnya Smart Key System (SKS). Otomatis tak ada lagi anak kunci. Lebih praktis dalam proses nyala mesin, sekaligus aman sebab dilengkapi alarm.
Yang juga jadi poin utama, ia memiliki Communication Control Unit (CCU). Oleh karena itu pengendara dapat mengakses informasi lokasi parkir terakhir, status bahan bakar, pengingat waktu ganti oli dan aki, serta jika motor mengalami malfungsi. Semua itu diterjemahkan ke gawai, melalui aplikasi Y-Connect, terhubung lewat Bluetooth.
Ada warna spesial di varian ini. Bahkan sangat menarik dan tak dihadirkan pada trim manapun. Adalah Prestige Silver, yang belum pernah ada sebelumnya. Komposisi ini membuat wujud makin modern, serta menambah sisi elegan. Sisanya, terapan kelir varian lain: Matte Blue, Matte Red, serta Maxi Signature Black.
Terlepas dari tiga hal tadi, semuanya mengacu pada seri standar. Stop Start System (SSS) tentunya sudah jadi bawaan. Plus Smart Motor Generator (SMG), untuk menghilangkan bunyi kilikan dinamo saat starter. Bagasi, jok, serta hadirnya power outlet juga diaplikasikan ke sini. Tak ada beda sama sekali.
Urusan jantung pacu, pastinya dijejali generasi mesin Nmax terbaru. Berkubikasi 155 cc empat katup SOHC, dengan teknologi Blue Core dan VVA. Ada perubahan lumayan signifikan ketimbang generasi Nmax pra facelift. Kepala silinder dan katup intake diracik ulang, serta meninggikan rasio kompresi. Sehingga outputnya mencapai 15,1 Hp di 8.000 rpm dan torsi maksimal 13,9 Nm pada 6.500 rpm. Ini menjadi yang paling kuat di kelasnya, baik kompetitor Jepang maupun Taiwan.
Dan perihal deselerasi, NMax Connected Version mengikuti juga seri bawah. Dua cakram bekerja tanpa sensor ABS sama sekali. Serta fitur keamanan seperti kontrol traksi absen. Tapi paling tidak, konsumen kini punya pilihan lebih variatif.
Yamaha Aerox adalah skuter medium yang perlu kami apresiasi kehadirannya di tahun ini. Seperti saudaranya, NMax, pembenahan turut difokuskan pada sistem konektivitasnya. Ragam pembaruan ditawarkannya kepada calon konsumen. Seperti dugaan kami sematan DRL LED teraplikasi di bagian atas lampu utama. Berkat ini pula wajahnya berubah. Bukan hanya cover depan, melainkan juga menyasar kepada desain headlamp itu sendiri. Berbeda dibanding model eksis karena Aerox terbaru punya rumah lampu lebih besar. Meski begitu, proporsi pembagian penerangannya tetap sama. Low beam berada di sisi terdalam dalam, sedangkan high beam paling luar - tetap LED. Konon fasad ini mengundang opini, mirip dengan paras Honda Vario. Bagaimana menurut Anda?
Nuansa penyegaran juga tersaji lewat panel instrumen. Panampanng informasi dasar full digital pada Aerox Connected maupun Connected ABS jauh lebih lebar. Tentu karena keduanya sudah mendapatkan kelengkapan berupa konektivitas gawai. Tersedia perangkat CCU untuk menghubungkan pemilik dengan motor via smartphone dengan koneksi Bluetooth. Dengan begitu, pembeli Aerox 155 ini bisa memanfaatkan beragam informasi dari aplikasi bernama Y-Connect. Seperti halnya NMax, pemberitahuan jika ada telepon, pesan atau email masuk juga bakal tampil di panel meter tersebut. Kesamaan lain dari NMax, terdapat swith control di bagian kiri setang untuk memilih tampilan informasi.
Melalui aplikasi di gawai pula, Anda dapat melihat informasi konsumsi bahan bakar, lokasi parkir terakhir saat terhubung dengan aplikasi, rekomendasi perawatan yang menunjukan kondisi aki dan oli, notifikasi malfungsi sampai dengan fitur Revs Dashboard yang menarik bagi pengguna. Selain itu, aplikasi Y-Connect juga memiliki fitur Rank yang menghibur bagi konsumen dalam menikmati aktivitas berkendaranya, karena mereka dapat saling berkompetisi dengan sesama pengguna CCU model (motor Yamaha yang memiliki fitur Y-Connect) dalam hal jarak tempuh maupun poin eco riding.
Tak hanya desain dan fitur, Yamaha Aerox 155 Connected turut alami peningkatan performa. Ia kini diklaim memiliki keluaran daya 15,1 Hp/8.000 rpm serta torsi maksimum sebesar 13.9Nm / 6.500 rpm. Yamaha sendiri mengklaim, ubahan tersebut mengukuhkan Aerox 155 sebagai pemilik power weight ratio terbaik di kelasnya.
Pembeli Aerox versi baru pun tak perlu khawatir kehabisan bensin. Pasalnya varian anyar ini sudah memiliki kapasitas tangki bahan bakat sebanyak 5,5 liter. Bertambah dari varian di bawahnya yang punya volume 4,6 liter. Wajar bila bobotnya ikut terkoreksi dari 118 kg menjadi 122 kg untuk Aerox 155 Connected. Aerox 155 Connected ABS lebih berat lagi, 125 kg karena kedapatan perangkat rem dengan sensor. Sementara sebagai penunjang efisiensi masih dipersenjatai dengan fitur Stop and Start System (SSS) dan SMG (smart motor generator) agar proses starter lebih halus.
Skutik Mewah
Brand Vespa dan Piaggio tentu sangat tepat untuk merepresentasikan jajaran skutik sultan yang dirilis di Indonesia pada 2020. Mulai dari edisi terbatas hingga kolaborasi dengan dsyner hype dunia dilansir.
Vespa GTV Sei Giorni II adalah salah satunya. Sebuah Edisi spesial sebagai bentuk penghormatan kemenangan di Sei Giorni Internazionale 69 tahun lalu. Balapan bersejarah yang membuktikan kalau motor Vespa sangat kompetitif di berbagai arena.
GTV 300 tetap dipakai sebagai basis model. Lini dalam GTS Series itu dianggap paling tepat untuk menangkap aura legendaris Sei Giorni. Karena punya kesamaan detail klasik. Terutama headlight bundar terpasang di spakbor depan. Sengaja dirancang untuk menyerupai generasi awal Vespa. Namun balutan lainnya tetap modern. Menyembul stang telanjang tanpa batok sama sekali. Tersamar eksposnya lewat windshield kecil tak kalah antik.
Karena bertema balap, elemen kinclong kromium GTV 300 dikurangi. Detail hitam di pelek dan silencer tampak sporty dalam balutan livery tim balap Squadra Corse era 50an. Satu hal paling membedakan dengan Sei Giorni edisi pertama, warnanya berubah. Kini mengenalkan kelir Grey Titanio mengganti Verde Matte. Nomor 6 tetap dipakai. Mengacu titel Sei Giorni yang artinya 'enam hari' dalam bahasa Italia. Sesuai durasi balap ketahanan di Varese, Italia, kala itu.
Unsur baru datang dari pencahayaan. Lampu depan dan belakang kini sudah pakai LED. Selebihnya tampak seperti berganti warna semata. Belum ada layar digital dengan konektivitas penghubung gawai. Masih gaya lama model panel analog lawas. Tapi sudah ada USB Port sebagai utilitas standar.
Jok single dipertahankan sebagai ciri khas. Bentuknya terlihat sama, hanya motif jahitan dibedakan. Dibaliknya tersedia tangki bahan bakar 8,5-liter kompartemen penyimpanan barang. Porsi tubuh terlihat padat berisi berkat ban ukuran 120/70 di depan dan 130/70 di belakang, yang membalut pelek 12 inci.
Elemen terpenting ada di balik bodinya. Tema balap turut diterjemahkan Piaggio dengan mendongkrak jantung pemacu. Memakai mesin HPE (High Performance Engine) silinder tunggal 300 cc 4-tak milik GT Super Tech 300, tapi tidak dibiarkan standar. Tenaga enjin meningkat 12% jadi 23,4 Hp di 8.250 rpm, serta torsi maksimum naik 18% ke 26 Nm di 5.250 rpm. Menasbihkannya sebagai Vespa paling bertenaga. Sebagai peranti keselamatan, mempercayakan ABS 2-channel di roda depan.
Berbeda dengan edisi pertama pada 2018 yang dijual terbatas, Piaggio Indonesia menjajakannya sebagai model reguler. Harganya pun lebih bersahabat. Dibanderol Rp 155 juta (OTR DKI Jakarta), alias lebih murah Rp 35 juta dibanding edisi sebelumnya.
Vespa Primavera X Sean Wotherspoon adalah model paling menarik yang menurut kami layak dicatat khusus dalam kaleidoskop ini. Model ini merupakan hasil kerja sama dengan desainer muda asal Amerika Serikat, Sean Wotherspoon. Unit ini dijual sangat terbatas dan dijual Rp 85 juta OTR DKI Jakarta. Lantas apa keistimewaannya?
Sean menggambarkan motor ini sebagai sebuah kendaraan, yang dapat membawa pengendaranya mengarungi masa 80-an hingga 90-an. Selain itu, perpaduan ini mewakili visi Sean Wotherspoon dalam sentuhan kontemporer dengan tetap membawa karakter dan warisan Vespa. Kolaborasi ini tidak hanya menciptakan the world’s most colorful, tetapi juga semakin memperkuat identitas yang khas melalui detail unik.
Kelihaian Sean Wotherspoon memainkan warna mampu mengekpresikan jiwa muda. Apalagi dirinya berani memadupadankan dengan material yang tepat pada sebuah Vespa. Hasilnya semakin memperkaya perspektif dalam mengagumi kendaraan roda dua khas Italia ini. Unsur-unsur timeless classic dan seni kontemporer itulah yang melatarbelakangi lahirnya Vespa Primavera Sean Wotherspoon edisi terbatas.
Primavera S 150 ABS Sean Wotherspoon ini mengadopsi kombinasi berbagai macam warna pada bodinya, mulai dari kuning, hijau, putih, merah hingga Turquoise (biru telur asin). Semua cat digabung menjadi satu sehingga membuat unit ini memiliki gaya baru, berani, asyik, dan menyenangkan. Semua kelir yang dipilih juga untuk mewakili energi dan dinamisme.
Untuk tameng depan dan cover rak pakai warna kuning, dan dihiasi oleh sisipan putih seperti "dasi leher". Cover setang atas dan dek bagian bawah pakai hijau. Cat merah terdapat di pijakan kaki pengendara dan cover headlamp bawah. Sementara sepatbor dan dek depan pakai biru telur asin. Untuk rodanya putih dan masing-masing diberikan logo Vespa di bibir pelek.
Inisial bulat ciri khas desainer muda juga dapat dilihat di ujung jok sebelah kiri. Joknya memakai material dari kain beludru berwarna cokelat, lengkap dengan list putih. Meski sangat halus dan nyaman, namun bahannya sudah dirancang khusus agar tidak rusak apabila digunakan sebagai pelapis kursi kendaraan.
Bodi samping kiri terdapat tulisan Vespa besar dan kanannya ada stiker Primavera berjumlah enam buah yang berjejer rapi. Sean menambahkan aksen krom pada beberapa bagian, termasuk cover lampu depan dan belakang, rak depan, spion, jandle rem serta pegangan belakang. Serta detail hitam seperti handle gas, karet pijakan kaki, cover CVT, kenalpot dan sepatbor belakang.
Urusan jantung mekanis tidak berubah, masih sama dengan Vespa Primavera S 150 i-get ABS. Tetap menggendong mesin satu silinder berkapasitas 150 cc dengan teknologi i-get. Keunggulan i-get, mampu menciptakan getaran lebih halus dan akseslerasi lebih baik dianding mesin Vespa sebelumnya (3V).
Dalam hal performa di atas kertas, mesin tanpa pendingin cairan tersebut bisa memuntahkan torsi 12,8 Nm pada 6.500 rpm dan tenaga maksimal 12,7 hp pada 7.750 rpm. Padanannya, sistem transmisi CVT.
Untuk diketahui, Sean berkolaborasi dengan Vespa dimulai tahun lalu. Mereka menyulap seri Primavera menjadi sebuah kendaraan dengan corak yang sangat menarik dan ceria. Produk itu akhirnya muncul di EICMA 2019. Dan sekarang mereka menjualnya di Indonesia.
Vespa memang sering menggandeng beberapa desainer untuk menghadirkan produk dengan nuansa yang berbeda. Sebelumnya, merek yang bernaung di bawah bendera Piaggio Group ini bekerja sama dengan Emporio Armani dan Christian Dior.
Sport Bike
Mesin 3-silinder 2,5 liter (2.458 cc) adalah mesin terbesar yang pernah dimasukkan dalam sosok motor produksi massal, dan OTO sukses menjajalnya. Inilah mesin yang terbenam di Triumph Rocket 3 GT 2020. Mesin buas dibungkus desain bodi cruiser yang radikal. Sultan yang ingin membelinya harus mengeluarkan kocek tak kurang Rp 850 juta.
Berikut kami sajikan kembali ulasannya. Pemikiran terhadap Triumph Rocket 3 yang konservatif, patut dieliminasi. Terlebih dengan fasadnya kini. Tak lagi menawarkan cruiser tulen, melainkan bergeser konsep menjadi sebuah roadster. Bukan penyegaran semata. Rasanya inilah evolusi paling radikal yang dilakoni pabrikan Inggris terhadapnya.
Jika ditarik mundur 14 tahun ke belakang, Rocket 3 identik dengan motoris kelas atas. Wajar mengingat lini cruiser Harley-Davidson lah yang dijadikannya sebagai 'banchmark'. Sementara image tersebut sudah lama melekat pada jajaran kuda besi asal Amerika Serikat. Namun, paradigma tersebut memudar seiring lahirnya generasi terbaru Rocket 3 ini.
Tentu tak menghilangkan sepenuhnya trah Rocket lawas. Buktinya, dual headlamp bulat yang menjadi identitasnya sejak lahir masih dipertahankan pada edisi 2020 ini. Hanya saja, didesain lebih kekinian dengan ornamen canggih, DRL dan lampu berbasis LED. Pendaran dari lampu serupa pun ditularkannya melalui lampu sein berbentuk minimalis itu.
Setang, masih khas cruiser, walau sekarang posisinya lebih rendah dan lebar. Pun demikian dengan area jok. Tetap menggunakan desain bertingkat, meski terlihat slim ketimbang versi pendahulu. Sementara untuk footpeg model forward, juga tersedia pada Rocket 3 terbaru. Namun, sematan tadi hanya bisa ditemui pada varian Rocket 3 GT saja.
Tentu saja demi alasan menyelaraskan tampilan roadster yang sekarang diusung. Apalagi saat menilik ke bagian buritan. Lampu rem LED, sudah terintegrasi pada tubuh belakang Rocket 3 versi 2020. Sementara lampu sein dibuat menyatu dengan sepatbor model terpisah. Kendati begitu, tetap proporsional dengan Rocket 3 GT yang kami coba ini.
Apalagi tipe GT maupun R memiliki rancang bangun serupa. Begitu pula dengan perangkat kaki-kaki, mesin hingga fitur. Dimulai dari peredam kejut. Keduanya sama-sama berbekal suspensi depan berdiameter 47 mm untuk mengawal roda depan. Perangkat ini sudah dilengkapi dengan penyetelan compression dan rebound. Sedangkan suspensi berpelengkap piggyback reservoir RSU dengan setelan preload hidrolik lansiran Showa, bersarang di bagian belakang.
Perlengkapan tadi mendampingi laju roda berukuran 150/80-17 dan 240/50-16 (depan-belakang). Sementara untuk penghenti laju, Rocket 3 memanfaatkan kinerja rem Brembo 4-piston radial monoblock calipers untuk mengapit cakram ganda 320 mm di bagian depan. Sedangkan untuk belakang, mengandalkan kaliper monoblok 4-piston sebagai pasangan disc brake 300 mm pada ban belakang. Dan yang paling penting, kedua roda Rocket 3 sudah disematkan pula fitur cornering ABS. Satu lagi, Rocket 3 juga sudah dipasangi fitur traction control (TSC) yang bertugas mencegah roda terkunci.
Lanjut ke bagian mesin. Rocket 3 kini menggendong jantung mekanis DOHC 3-silinder, berkubikasi total 2.458 cc. Terdapat penambahan kapasitas yang cukup signifikan dari versi Rocket terakhir (2018). Wajar jika terdapat peningkatan output. Untuk daya dikatakan meningkat 11 persen. Alhasil kini torehannya mencapai 164,9 Hp/6.000 rpm dan 221 Nm/4.000 rpm. Performa tersebut tersalurkan melalui transmisi 6-percepatan lewat gardan. Untuk momen puntir masih sama dengan versi lama. Namun perlu diketahui, Rocket 2020 khususnya tipe GT ini cuma punya berat 294 kg. Diet 40 ketat hingga 40 kg dari sebelumnya 334 kg sukses dilakukan pada motor ini demi memberi performa yang lebih optimal.
Meski begitu tak bisa dibilang enteng. Ditambah lagi dimensinya yang terbilang bongsor ini. Geometrinya cruiser sebesar ini terasa kurang ramah dan cenderung intimidatif jika memikirkan postur tubuh kami (173 cm). Perkenalan, baru akrab ketika jok dengan tinggi hanya 750 terduduki. Soal setang lalu fotpeg, butuh penyesuaian. Namun tetap bersahabat. Padu padan inilah yang kemudian mengalihkan impresi kami ke performa dan handling.
Terasa kurang obyektif karena kami tak membandingkan Rocket lama dan baru secara bersamaan. Meskipun secara logika - dengan bobot lebih ringan, bisa dipastikan Rocket 2020 lebih cekatan. Racikan bore x stroke: 110,2 mm x 85,9 mm miliknya mampu bereaksi cepat. Terlebih adanya sokongan fitur Ride-by-Wire guna memberikan output nyata lewat putaran gas. Sebagai pembuktian, kami coba membetotnya secara agresif. Tendangan torsi maupun tenaganya begitu buas. Bahkan untuk menjangkau kecepatan 120 kpj dari kondisi diam pun berlangsung singkat.
Kira-kira begitulah performa mesin terbesar di dunia yang masuk jalur produksi massal. Toh, ramuan demikian jua dibutuhkan, mengingat bobotnya tadi. Tentu saja mesti dipadukan poin positif dalam urusan pengendalian. Handling Rocket 3 2020 jauh dari kesan berat. Beberapa tikungan dengan karakter rolling speed sukses kami lahap, tanpa ada kesan terbebani tubuh motor. Kemampuan ini juga didukung adanya ban Avon Cobra, yang ternyata merupakan rancangan khusus untuk Triumph Rocket 3 2020. Pun nyaman saat mencoba beriringan dengan kendaraan lain di jalan raya. Pengurangan bobot tadi jelas berpengaruh. Apalagi sekarang mereka dibekali sasis dan swingarm aluminium. Sebagai pengganti material baja pada Rocket lama.
Terdapat empat mode berkendara. Mulai dari Rain, Road dan Sport. Dengan mengaktifkan salah satunya, otak dari si motor akan mengatur otomatis setelan suspensi, level TCS, ABS hingga output. Ada pula mode Rider jika ingin melakukan penyetelan secara independen.
Semua tampilannya bisa dilihat langsung pada panel meter. Termasuk pula untuk memilih dua skema display panel meter yang tersedia. Ukuran dari panel meternya sendiri memang tidak besar. Tapi cukup baik dipandang karena berlatar negatif. Tak usah khawatir karena di sana juga ada pengatur mode malam dan siang.
Dari situpun sebenarnya Anda dapat memanfaatkan fitur konektivitas. Yang bertujuan untuk menghubungkan Rocket 3 dengan smartphone. Namun, fitur ini baru bisa dimanfaatkan jika Anda membeli perangkatnya yang dijual terpisah.
Sedangkan fitur lain yang bisa ditemui pada area setang, meliputi tombol cruise control. Bisa dimanfaatkan ketika motor berjalan di atas 50 km/jam dan kondisi jalan lengang. Kemudian, Triumph Rocket 3 2020 juga sudah menggunakan sistem kunci keyless. Untuk menyalakan mesin, tinggal aktifkan tombol yang juga berfungsi sebagai engine cut off dan electric starter. Lalu penguncian setangnya juga elektrik, cukup tekan tombol di bagian paling depan kemudi saja.
Mengenai harga, Rocket 3 2020 dijual Rp 750 juta. Jika ditambah pajak tangan pertama wilayah Jakarta (OTR), kemungkinan menyentuh Rp 850 juta. Sementara pesaingnya yang notabene bermesin di bawah Rocket bisa dijual melebihi itu. Keuntungan juga didapat pembeli, karena PT GAS Triumph Indonesia (distributor) memberi garansi 2 tahun tanpa batas kilometer, dan layanan service gratis untuk 800 km pertama. Layak dipinang untuk Anda yang tengah mencari moge di bawah Rp 1 miliar. Apalagi terdapat dua penawaran yaitu Rocket 3 GT dan Rocket 3 R. Untuk informasi tambahan, Anda bisa menyambangi diler utama mereka yang berlokasi di Jalan Kemang Raya No.19, Jakarta Selatan jika tertarik.
Motor sport lainnya yang tak ingin kami lupakan sebagai bagian peneropongan kaleidoskop 2020 adalah Kawasaki Ninja ZX-25R. Mungkin Anda akan lebih mengenalnya dengan nama Ninja 250 4-silinder. Ya, kubikasi 250 cc dengan konfigurasi silinder sebanyak itu memang membuatnya jadi penarik perhatian.
Kawasaki pun sampai menyiapkan event Kawasaki Bike Week sebagai panggung utama peluncurannya. Lalu Covid-19 melanda, rencana itu pun batal. Beberapa aksi dan niat merilisnya pun sempat ditunda. Hingga akhirnya pada Juli 2020, sang Ninja 4-silinder dirilis dengan harga fantastis, tembus Rp 100 juta!
Ada dua varian Ninja 250 cc 4-silinder yang ditawarkan, untuk varian terendah hanya satu opsi warna, yaitu Metallic Spark Black. Sementara buat tipe tertinggi tersedia Lime Green / Ebony (KRT livery), Metallic Spark Black / Pearl Flat Stardust White dan Candy Plasma Blue / Metallic Spark Black.
Unsur yang membedakan tipe standar dengan SE yaitu memiliki tambahan grafis warna, beberapa aksesori seperti pillion seat cover / single seat cover, smoked windshield, frame slider, dan wheel rim tape. Selain itu tentu saja fitur yang disematkan juga berbeda.
Dari informasi yang dipaparkan, terungkap bahwa mesin DOHC 4-silinder segaris memiliki kubikasi total 249,8 cc. Ia sanggup mengail daya 49,3 Hp pada 15.500 rpm. Sementara torsi maksimalnya mencapai 22,9 Nm di putaran 14.500 rpm. Menurut klaim pabrikan, top speednya mencapai 187 kpj.
Berkat hadirnya ram air, powernya bisa naik 1 Hp. Lubang udara yang letaknya di depan itu mulai bekerja pada saat motor sudah menyentuh 100 kpj. Jadi asupan udara yang masuk ke mesin dapat meningkatkan kinerja performanya. Hal itu sekaligus mengukuhkan Ninja ZX-25R sebagai satu-satunya motor 250 cc yang menggunakan peranti itu.
Dari sektor fitur ada KTRC (Kawasaki Traction Control) yang berfungsi menciptakan kenyamanan dalam berkendara serta mencegah ban selip di berbagai tipe jalan. Lalu ada Assist and Slipper Clutch yang terinspirasi dari motor balap, membuat fungsi limitasi torsi sangat baik. Kemudian KQS (Kawasaki Quick Shifter) down/up yang hanya tersedia di varian SE. Fitur itu bekerja saat saat naik maupun turun gigi, jadi tak perlu lagi mengurangi gas dan tarik kopling.
Terdapat pula pilihan mode full atau low power, membuat pengendara dapat mengatur aliran tenaga sesuai dengan kondisi dan preferensi. Dapat dioptimalkan juga pada saat cuaca kurang baik, atau disesuaikan dengan kondisi jalan.
Selanjutnya Electronic Throttle Valves (ETV) yang dilengkapi dengan high-spec ECU. Piranti itu dapat mengontrol volume bahan bakar (via fuelinjector) dan udara (via throttle valves) ke mesin, sehingga memberikan respon mesin yang halus. Selain itu membuat pengendaranya dengan mudah menggunakan Kawasaki electronic rider support system seperti traction control, selectable power modes dan dual-direction quick shifter.
Rangka si Ninja anyar berjantung 4-silinder pakai teralis yang dibuat dengan bahan high tensile steel berkualitas. Desain sasisnya terinspirasi dari motor balap Kawasaki di ajang World Superbike. Dilengkapi dengan part-part terbaik, seperti SFF-BP (Separate Function Fork –Big Piston) 37 mm lanisran Showa di depan dan swing arm banana yang disandingkan dengan horizontal back link monoshock. Komponen itu membuat motor ini menjadi gesit, serta memiliki karakter handling supersport-style untuk di sirkuit dan manuver yang ringan saat di jalan raya.
Secara dimensi, ia memiliki ukuran 1.980 x 750 x 1.110 mm (PxLxT). Wheelbase 1.380, ground clereance 125 mm dan tinggi jok 785 mm. Untuk tangki bahan bakarnya berkapasitas 15 liter. Sementara rodanya menggunakan 110/70-17 dan 150/60-17 (depan-belakang). Dilengkapi dengan rem depan tipe radial-monobloc caliper dan cakram belakang berdiameter 186 mm yang dijepit satu kaliper.
Uniknya, tak lama setelah Ninja ZX-25R dirilis, Honda juga melepas varian lebih canggih dari Honda CBR250RR, yakni varian SP Quick Shifter. ia mendapatkan perlengkapan anyar berupa quick shifter dan Assist and Slipper Clutch. Sekaligus menjadi varian tertinggi yang ditawarkan pihak pemegang merek kepada konsumen di Tanah Air.
Memang tak ada seremoni khusus, lantaran keberadaan unit bernama Honda CBR250RR SP Quick Shifter hanya disebar via rilis. Meski begitu, PT AHM lah yang lebih dulu menjualnya ketimbang pasar Jepang. Sesuai informasi awal, unit ini telah dipasangi dua fitur yang memengaruhi kinerja girboks.
Quick shifter misalnya, ditujukan untuk memudahkan pengguna saat melakukan pergantian gigi, tanpa harus menekan tuas kopling. Fitur ini juga punya empat pengaturan. Yaitu, mode yang mengaktifkan Quick Shifter untuk menaikkan dan menurunkan gigi, untuk menaikkan gigi saja, untuk menurunkan gigi saja dan mode Quick Shifter off. Semua mode Quick Shifter yang dihadirkan dapat mengikuti keinginan berkendara sesuai dengan DNA Total Control yang diusungnya.
Ya, lebih beragam ketimbang penawaran quick shifter milik Kawasaki Ninja ZX-25R - hanya upshift dan downshift saja dan tanpa pengaturan. Selain itu, PT AHM menetapkan standar baru sebagai motor sport 250 cc dua silinder pertama di Indonesia yang memiliki kelengkapan quick shifter. Klaim ini tentu sahih, soalnya, meski Kawasaki Ninja ZX-25R jadi 250 cc yang pertama, ia punya jumlah silinder 4 buah, sementara CBR250RR hanya 2.
Perangkat itu lantas didampingi Assist and Slipper Clutch, berfungsi membuat pengoperasian kopling lebih ringan serta mereduksi gejala roda belakang terkunci ketika pengguna CBR20RR SP Quick Shifter menurunkan gigi secara agresif saat pengereman.
Dalam siaran pada media disebutkan CBR250RR SP ini mengalami pengembangan di sektor mesin. Outputnya menjadi 40,2 Hp/13.000 rpm dan 25 Nm di putaran mesin 11.000 rpm. Meningkat dari CBR250RR biasa yang bertenaga 38,2 Hp/12.500 rpm dan 23,3 Nm/11.000 rpm. Tak cuma itu, rasio kompresinya pun turut dinaikan dari 11,5:1 menjadi 12:1. Otomatis pula mendongkrak catatan akselerasinya dibanding versi pandahulu. PT AHM mengklaim CBR250RR 2020 hanya butuh waktu 8,65 detik untuk mencapai jarak 0-200 meter. Sementara kecepatan puncak adalah 172 km/jam.
Tak ketinggalan, Throttle By Wire yang menjadi pendobrak standar baru saat Honda CBR250RR pertama kali diluncurkan. Untuk memaksimalkan fungsinya, ia dilengkapi riding mode selector sehingga pengendara dapat menikmati berkendara di berbagai kondisi jalan, mulai berkendara secara agresif di sirkuit hingga jalanan padat perkotaan. Memiliki tiga pilihan yaitu Comfort, Sport dan Sport +. Bisa diatur sesuai preferensi pengendara. Tentunya pula CBR250RR SP Quick Shifter ini disemati sistem pengereman anti-lock braking system (ABS).
Jika di Jepang terdapat empat pilihan warna, maka untuk pasar Indonesia CBR250RR SP Quick Shifter ditawarkan dalam tiga opsi saja. Meliputi Bravery Red Black, Honda Racing Red dan Special Edition Garuda x Samurai sebagai warna spesial memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Harganya Rp 76,7 juta (Red Black) dan Rp 77,3 juta (Racing Red) dan Rp 77,7 juta (Garuda x Samurai). Dengan kebaruannya tadi, motor ini hanya berselisih Rp 4 juta saja dari varian CBR250RR tipe ABS (selain varian Racing Red).
Kehadiran Honda CBR250RR SP Quick Shifter menjadi pelengkap varian yang telah dipasarkan sebelumnya yaitu Honda CBR250RR ABS dan Honda CBR250RR tipe standar. Menarik untuk dipinang? Dengan harga demikian, Honda CBR250RR SP Quick Shifter tetap dijual lebih murah dari Ninja ZX-25R yang dipasarkan Rp 96-112,9 juta.
Motor Listrik
United E-Motor T1800 adalah model skuter listrik yang tak ingin kami lupakan. Ya, mereknya memang sama dengan brand kenamaan di dunia sepeda, dan model ini adalah perdana bagi mereka merilis ke publik kendaraan bertenaga listrik yang bisa bersaing dengan skutik konvensional.
Terbersit skuter maxi yang sering seliweran begitu pertama melihat wujudnya. Postur tameng cukup tegap dan tinggi mendominasi fasad depan. Apalagi, ia disudahi windscreen imut yang tampil seolah mengambang. Begitu pula ketika melirik profil samping, area dek tidak sepenuhnya mendatar sebab dilanjut permukaan diagonal bak siap menyuguhkan posisi kaki selonjoran. Tak ketinggalan undakan di tengah seperti tangki bensin di Yamaha Nmax. Well, di situ pula United menempatkan asupan energi untuk mencipta laju berupa baterai.
Rancangan tubuh dengan guratan tegas dan nuansa maxi diimbangi komponen kaki-kaki. Kuda-kuda depan didukung suspensi teleskopik. Sementara itu, di belakang ia mengenakan komposisi dual shock dan arm tebal seperti sebuah sports bike. Ditampilkan utuh sebab powertrain terintegrasi langsung di roda tanpa tertutup boks CVT. Sepatunya sendiri mengandalkan pelek 12 inci dibalut ban Maxxis 100/70 (depan) dan 120/70 (belakang) berikut ditemani rem cakram untuk kedua sisi.
Meski begitu, tubuhnya tidak benar-benar besar. Dari pandangan saja dapat dilihat betapa kompak bodi T1800. Selaras pula dengan fakta bahwa panjang 1.865 mm tidak berbeda jauh dari skuter matic entry level. Dipadatkan dengan lebar 715 mm dan tinggi 1.170 mm. Ketika diduduki, sensasi kompak jelas terasa. Ringan dan dipastikan gesit saat bermanuver meski untuk menyandarkan kaki ke dek depan agak canggung bila berkaki panjang.
Urusan fitur berkendara, United E-Motor T1800 patut diacungi jempol sebab boyong kelengkapan premium. Untuk tebusan Rp 27 juta (OTR Jakarta), boleh dibilang nilai fiturnya berada di atas kata moderat. Misal penanaman unit pendar LED dalam rumah lampu bergaya futuristis dan memicing. Wajar tersemat dalam sebuah kendaraan listrik sebab hemat energi tanpa mengompromikan intensitas cahaya. Begitu pula isi dari strip lampu sein menjorok di sisi samping. Sama halnya ketika melirik buritan, sensasi mutakhir dipancarkan oleh penerangan bergaya strip tipis berisi dioda pemancar cahaya.
Lainnya lagi ditemukan dalam format peranti pengoperasian. Set kontrol remote dilengkapi sistem alarm. Lalu, untuk mulai menjalankan tersedia tombol start/stop di tengah setang. Di samping itu, sambungan port USB disediakan untuk mengisi ulang daya gawai. Eksis di kompartemen depan dan ruang bagasi. Tak kalah menarik adalah instrumentasi digital untuk menampilkan informasi kecepatan, mode berkendara, dan sisa daya baterai.
Kebisuan sebuah sepeda motor listrik dapat membahayakan. Pengguna lain bisa jadi kurang awas terhadap eksistensinya di jalan raya. Nah, menanggulangi hal ini, satu fitur unik disematkan ke T1800. Adalah speaker eksternal yang dapat memutar media via Bluetooth atau radio. Di samping itu ada juga “Racer Sound Mode”, mengeluarkan suara seperti knalpot motor sport selaras bukaan akselerator.
Dari segi fitur jelas premium dan futuristis, seolah bakal menjadi kelengkapan standar di masa mendatang. Disayangkan suara dari speaker malah terdengar kurang berkelas, seperti memanfaatkan asisten dari speaker Bluetooth murah atau sebuah mainan. Juga pada Racer Sound Mode, menyuarakan knalpot motor seakan membuatnya kurang percaya diri sebagai sebuah EV. Suka atau tidak tergantung selera, tapi boleh jadi lebih menggugah ketika diciptakan aksen khusus.
Velositas T1800 tercipta melalui pergerakan elektris dari motor listrik yang terintegrasi di roda belakang. Menggendong unit keluaran Bosch 60V1800 W. Sesuai nomenklatur, buncahan tenaga dicatatkan sebesar 1.800 W atau sekitar 2,41 hp. Bukan figur mengesankan namun torsinya di atas kertas terbilang hebat, sampai 27 Nm.
Teknologi anyar tentu memerlukan adaptasi. Sama halnya saat mengendarai skuter listrik United ini, harus membiasakan diri dengan karakter tuas akselerator. Ya, torsi besar nan instan terasa ketika akselerator dipelintir dari kondisi diam. Menciptakan senyum sesaat sebab klimaksnya terlalu cepat: mudah hilang napas ketika sudah melaju. Apalagi ketika dipecut saat kondisi jalan, komando dari pengemudi ke pencipta gerak seperti birokrasi yang berbelit-belit. Terasa boyo hanya saja bukan berasal dari kepayahan potensi memacu. Tidak ada hentakan langsung meski pada akhirnya ia tetap berlari.
Memang United E-Motor T1800 diciptakan sebagai alat komutasi jarak dekat. Tidak ada urusan menyoal lintasan balap atau kegiatan penuh adrenalin. Kecepatan maksimum diklaim sampai 70 kpj saja, itupun tergantung mode berkendara. Bicara soal mode berkendara, ada tiga pilihan dasar menyesuaikan velositas puncak. Mode 1 menahan sampai titik 50 kpj, Mode 2 mentok di 60 kpj, dan mode 3 di 65 kpj. Baru ketika menekan tombol one click overtaking terasa dorongan ekstra untuk keperluan menyusul. Sekaligus juga menambah kekuatan hingga 70 kpj. Nah, menariknya lagi disediakan bantuan putaran roda untuk mundur.
Urusan adaptasi lainnya juga berkaitan dengan cara berkendara. United sematkan tiga titik engine cut-off sebagai pemutus arus otomatis. Satu di standar samping dan sisanya pada masing-masing tuas rem. Penyematan di tuas rem sendiri cukup mengganggu kebiasaan sebab dari posisi diam harus benar-benar melepas rem baru kemudian memutar gas agar dapat kembali melaju. Boleh jadi diaplikasi atas pertimbangan keselamatan. Pun bukan berarti buruk, perlu pembiasaan saja kalau masih asing atau tidak sesuai dengan cara berkendara masing-masing.
Tak ketinggalan penyesuaian atas daya tempuh elektris berbanding kebutuhan komutasi. Masuk akal untuk dipakai harian bila jarak pulang-pergi tidak terlalu jauh. Lewat baterai 60V 28Ah, T1800 diklaim sanggup menempuh 60 km di kecepatan rata-rata 50-60 kpj. Kalau dikendarai lebih santai lagi disebutkan dapat menambah jangkauan hingga 5 km. Tidak sampai belasan jam pula untuk mengisi ulang daya, cukup siapkan waktu minimal 4 jam. Jangan khawatir kelewat penuh, charger dapat segera memutus arus ketika sudah full.
Urusan harga, Rp 27 juta masih tergolong murah dalam perspektif pengembangan ekosistem EV. Tidak dibiarkan tinggi tidak karuan sebab tertanam fitur komplet. Mungkin semua ini akan semakin menarik bila infrastruktur sudah benar-benar mendukung keperluan wara-wiri. (Van)
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature