Daihatsu Rocky boleh dipinang bila mengincar crossover mungil yang relatif murah di antara para rival. Saat ini dipasarkan dengan label Rp 214,2 juta (OTR Jakarta) untuk tipe 1.0 R TC bertransmisi manual. Tapi pilihannya bukan itu saja. Di harga segitu Anda juga bisa membawa pulang Nissan Magnite varian terendah.

Selisihnya sangat tipis. Nissan Magnite Upper yang hanya tersedia dalam format penyalur daya manual didagangkan Rp 214,8 juta. Bisa dipastikan segera menjadi titik terendah untuk crossover mungil bermesin tiga silinder 1.000 cc turbo. Mengingat, bulan depan skema relaksasi PPnBM untuk Daihatsu Rocky dan berbagai model lain akan berubah. Namun terlepas dari perubahan harga Rocky, siapa lebih menarik dari dua model crossover mungil ber-turbo termurah saat ini?

Daya Tarik ‘Jip Mini’ Modern

Wujud SUV dan segala turunannya memang sedang berada di atas awan. Jadi model yang paling berkembang dan digandrungi selama satu atau dua dekade ini. Gaya jip metropolitan ini dianut oleh supercar hingga ke mobil kompak perkotaan. Kalau senang dengan nuansa tangguh SUV, Rocky atau Magnite dapat dijadikan jalan keluar tanpa bikin kantong jebol.

Menyoal desain, Nissan Magnite tampil segar di mata dengan cipratan nuansa Datsun modern. Terutama pada aransemen wajah berisi grille heksagonal ala merek entry-level Nissan itu. Lanjut eksekusinya memainkan banyak lekuk di permukaan berotot. Sibuk berusaha pancarkan aura modern. Sibuk juga berusaha terlihat tangguh lewat pemanfaatan cladding tebal.

Lain cerita pada Daihatsu Rocky. Bukan usang atau tidak modern namun gayanya seakan mengikuti arahan tradisi lama dalam penamaan berbeda. Coba teliti lagi, ada rasa keturunan dari famili Terios di Jepang (ingat, bukan versi regional). Diawali Terios, muncul Be-Go, dan kini dilanjutkan oleh Rocky. Tidak ada yang salah dengan itu. Tanpa upaya besar, profil tubuh dan eksekusi garis cukup untuk membuatnya tampak modern sekaligus tangguh.

Jika melihat dari sudut pandang dimensi, proporsi tubuh Rocky mungkin lebih terlihat memikat di harga ini. Dalam anggapan “lebih besar, lebih baik”. Sebagai gambaran, model termutakhir Astra Daihatsu Motor saat ini diukur 4.030 x 1.710 x 1.635 mm (PxLxT) dengan wheelbase 2.525 mm. Magnite sendiri mencatatkan figur 3.994 x 1.758 x 1.572 mm di atas pemisahan sumbu sejauh 2.501 mm. Sepantaran namun terlihat jelas siapa lebih besar. Disudahi pula pelek lebih besar, 17 inci, yang mengimbangi ukuran tubuh.

Baca juga: Mengenal Mesin Nissan Magnite Turbo 1.0L yang Pinjam Teknologi Sportscar GT-R

Siapa lebih rupawan? Sila tentukan sendiri karena itu tergantung selera masing-masing. Yang jelas mereka tidak tampil rendahan meski berada di titik termurah. Penerangan LED sampai pelek dari kasta termahal eksis. Menilai dari seberapa lengkap fitur eksterior, Rocky lebih komprehensif dengan kemudahan akses smart entry plus start/stop button. Berusaha mengimbangi, Magnite baru sebatas mengusung keyless entry meski tombol menyalakan mesin tetap hadir.

Keistimewaan di segmen ini adalah nuansa dan kelengkapan serbamodern sebagai nilai jual utama. Bisa dirasa dalam kabin melalui berbagai peranti digital. Sebut saja panel AC digital, head unit touchscreen sampai ke instrumentasi digital. Belum lagi fungsi integrasi smartphone berupa Android Auto dan Apple CarPlay. Sebagai pelengkap, turut mejeng audio control switch di palang roda kemudi. Semua hadir di kedua kontestan ini.

Masing-masing punya cara tersendiri untuk setidaknya terlihat berkelas. Nissan melakukannya dengan menyebar material fabric sampai ke door trim. Sementara itu, Daihatsu berikan sentuhan soft touch pada door trim depan. Urusan visual, boleh dibilang Rocky tampilkan desain dan layout lebih dewasa dan pintar terutama pada display layar dan panel AC. Namun memang kembali lagi. cocok atau tidaknya tergantung preferensi masing-masing.

Soal kepraktisan, pada opsi termurah ini Rocky bisa dibilang unggul tipis. Keduanya menawarkan fleksibilitas pengangkutan barang melalui metode pelipatan bangku belakang 60:40. Namun lantaran dimensi sedikit lebih besar berikut wheelbase lebih panjang, ia menjanjikan kelapangan kabin. Belum lagi keberadaan banyak ruang penyimpanan seperti door pocket besar, ruang di balik konsol tengah, cup holder tersembunyi, boks konsol tengah, dan laci dasbor. Belum lagi, nampan kompartemen di bawah jok. Magnite tidak sekomprehensif itu terutama pada trim terendah. Boks konsol tengah absen. Juga tunnel konsol tidak menyembunyikan banyak ruang penyimpanan pintar. Cenderung konvensional.

Baca juga: Berkenalan Lebih Dekat dengan Peranti Keselamatan Canggih Daihatsu Rocky Turbo

Pertarungan Senjata Turbo di Atas Kertas

Tak kalah menarik di segmen ini adalah unit pencipta velositas berkubikasi kecil dan kompak. Hanya 1.000 cc, itu pun hanya mengandalkan tiga silinder. Tapi jangan remehkan kemampuannya, bisa disetarakan enjin empat silinder 1.300-1.400 cc lantaran terdapat sokongan rumah keong pemadat udara alias turbo.

Dibandingkan, Magnite tawarkan ekstraksi mesin lebih besar dari Rocky. Dalam spek transmisi manual, pemacu tiga silinder Nissan sanggup lontarkan tenaga maksimum 100 PS di 5.000 rpm. Capaian torsi puncak juga tergolong besar, sampai 160 Nm dari 2.800 – 3.600 rpm.

Anggota Daihatsu tidak punya persenjataan sekuat itu. Dari tarian tiga piston yang pasokan udaranya dipadatkan, ia hanya dapat menorehkan figur maksimum 98 PS di 6.000 rpm. Torsi pun tidak lebih besar meski bisa didapat dari putaran lebih rendah. Total 140 Nm digelontorkan mulai 2.400 – 4.000 rpm.

Baca juga: Lima Hal Untuk Diketahui dari Daihatsu Rocky

Beruntung, Peranti Keselamatan Tidak Berada di Titik Minimal

Eksistensi Rocky dan Magnite menunjukkan bahwa standar keselamatan tinggi tidak lagi eksklusif di trim termahal. Atau, mungkin peningkatan standar mulai jelas terbaca untuk harga Rp 200 jutaan. Sebab bukan sebatas paket moderat dual SRS Airbag dan peranti pengereman ABS+EBD+BA. Kini telah datang alat penunjang stabilitas berkendara elektronik dengan jargonnya masing-masing. Juga tak ketinggalan Hill Start Assist untuk membantu saat menanjak.

Tapi perlu diketahui soal sabuk pengaman. Kelima penumpang Rocky akan terlindungi oleh safety belt tiga titik sementara Magnite sisakan satu penumpang tengah dengan pengencang dua titik. Boleh jadi diferensiasi ini penting, boleh jadi juga tidak. Yang jelas, akan lebih tenang ketika ruang penumpang terisi penuh tergantung kesadaran masing-masing akan keselamatan.

Komplementer dari sisi keselamatan keduanya cenderung sama. Misal saat parkir, gambaran area belakang dapat dilihat melalui head unit agar tidak menabrak objek. Turut dibantu oleh sensor parkir.

Simpulan

Lupakan dulu soal mana lebih ganteng, manis, atau rupawan. Pada dasarnya, dari segi kelengkapan, Rocky dan Magnite cenderung setara di trim terendah. Rocky mungkin sedikit saja lebih memikat untuk urusan fitur pelengkap. Tapi jangan lupa, pemacu Magnite lebih bertenaga. Pertimbangkan pula soal harga lantaran banderol crossover Daihatsu besar kemungkinan berubah kala memasuki periode kedua relaksasi PPnBM. Jadi yang mana pilihan Anda? (Krm/Raju)

Baca juga: First Drive Nissan Magnite 1.0L Premium CVT: Mencari Jawaban atas Kualitas dan Kenyamanan