Road Test Maserati Ghibli, Fun Machine dari Italia

Road Test Maserati Ghibli, Fun Machine dari Italia

Kesempatan menjajal sedan keluaran Eropa selalu menjadi hal yang menyenangkan. Maklum secara karakter, produk-produk keluaran Benua Biru memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan keluaran Jepang dan Korea Selatan. Bahkan boleh dibilang segmen premium medium sedan dijadikan lahan persaingan para pemain Eropa. Karena di kelas ini menjadi penengah antara kemewahan kelas satu, dengan kepraktisan dan kedinamisan dalam berkendara.

Kelas ini diisi oleh para ikon seperti BMW 5 Series dan Mercedes-Benz E-Class. Sebenarnya masih ada Audi A6 sebagai pemain kuat di kelas ini, namun karena eksistensinya tidak selama dua nama tadi maka saya anggap tidak menjadi benchmark. Meski pabrikan dari Jerman mendominasi pasar ini, beberapa pabrikan dari belahan Eropa lain tidak mau ketinggalan mewarnai persaingan. Contohnya Italia yang memiliki Maserati Ghibli untuk bermain di segmen sedan bisnis dengan karakter atletis.

Bicara Indonesia, Maserati Ghibli bisa dibilang kurang terlihat tajinya hadir ke kelas ini, khususnya bila bicara soal volume penjualan. Padahal Maserati sudah berupaya cukup keras dengan mengubah identitas Ghibli menjadi wujud yang berbeda. Ghibli yang awalnya dilahirkan sebagai sebuah coupe gran turismo yang seksi, berangsur telah berevolusi menjadi sedan empat pintu.

Para Maserati, julukan untuk pecinta Maserati, pasti ingat betul betapa cantiknya Ghibli generasi AM115 sebuah coupe 2+2 dengan bonnet panjang. Hasil karya desainer Giorgetto Guigiaro bahkan menjadi peringkat 9 terbaik pada daftar Top Sports Cars of 1960 oleh majalah Sports Car International. Lampu depan pop-up, moncong runcing seperti ikan hiu dan gaya fastback membuatnya cukup ikonik saat itu. Belum lagi kalau melihat versi Ghibli Spyder yang semakin menggoda dengan atap terbuka.

Baca juga: 5 Tahun Lagi, Seluruh Line-Up Maserati Akan Bermesin Listrik

Resep Pas

Transformasi terjadi pada generasi kedua (AM336). Ghibli berubah menjadi sedan coupe yang bentuknya boxy, tidak seseksi predesesornya. Generasi kedua lahir setelah model Ghibli sempat absen lama dari line up Maserati, yaitu antara tahun 1973 sampai dengan 1992. Melalui generasi ini, Maserati sudah mantap bermain dengan mesin berinduksi turbo, melanjutkan kiprah model Biturbo Coupe. Sejak itu, Maserati betah benamkan mesin turbo di sejumlah produknya.

Sampai pada tahun 2013, lahirlah generasi terkini Ghibli, dengan kode M157. Dengan strategi dan harapan untuk menggandakan volume penjualan (sebelum ada Levante), Maserati menjebloskan Ghibli terbaru ke kelas 5 Series dan E-Class. Masih dengan mesin turbo, Ghibli nyatanya berhasil bertahan sampai saat ini di pasar. Maserati Ghibli yang telah terjual lebih dari 100.000 unit sejak dirilis tahun 2013.

Meski ingin meraih angka penjualan yang lebih tinggi, tapi bukan berarti Maserati menjiplak begitu saja formula yang dipakai Merc dan Bimmer. Ghibli terbaru dibuat dengan tetap mengangkat karakter khas Italia yang karismatik dan seksi sebagai mobil. Sisi emosional tampak ingin disentuh oleh Maserati pada pertimbangan konsumen agar bisa melirik Ghibli. Lihat saja tampangnya yang lebih sporty dan berotot, Ghibli lebih menggugah dilihat sebagai fun machine untuk digeber.

Saya ditawarkan untuk menguji Maserati Ghibli belum lama ini di Jakarta, bercengkerama dengannya selama beberapa hari. Memang sehari-hari di jalanan Jakarta saya jarang menjumpai Ghibli, justru Quattroporte yang lebih eksis. Saat akhirnya serah terima unit Ghibli, saya langsung penasaran kenapa mobil ini kurang populer di antara sedan premium lainnya, terutama di Indonesia.

Melihat wujud luarnya memang menggoda, apalagi kalau sudah terbiasa dengan tampang BMW 5 Series, Mercedes-Benz E-Class atau Audi A6 yang konservatif. Lekuk fender depan dan belakang yang menonjol membuatnya sangat berkarakter sporty, apalagi bonnet panjang yang dipertahankan dari Ghibli awal. Grille besar dan tiga lubang di fender depan menjadi ciri khas pabrikan berlogo Trisula ini.

Perasaan campur aduk datang saat membuka pintu dan masuk ke dalam kabinnya. Setelah menikmati paras seksi dan modern pada eksterior, di dalam justru Maserati bermain ke arah klasik. Kombinasi trim material kulit dan kayu mendominasi bagian dashboard dan konsol tengah. Unit yang saya tes adalah varian Ghibli base model. Jadi mungkin bisa dimaklumi kalau trim kayu yang disajikan pada interior terasa biasa saja dan kurang istimewa. Bahkan finishing-nya kurang mengesankan, apalagi kalau disentuh.

Jok pengemudi terasa sangat besar untuk sedan sekelas ini, yang kadang membuat agak susah mendapat sweet spot pada posisi duduk. Lingkar setirnya sangat tebal untuk pengemudi berpostur rata-rata Asia. Mungkin rancangan interior Maserati masih berorientasi pada karakter tubuh pengguna di Kaukasian yang lebih bongsor. Saya langsung bertanya ke diri sendiri dalam hati, "Akankah saya bisa benar-benar menikmati mobil ini selama beberapa hari ke depan?"

Baca juga: First Drive Nissan Magnite 1.0L Premium CVT: Mencari Jawaban atas Kualitas dan Kenyamanan

Performa Mengesankan

Jawaban langsung saya dapatkan saat mesin dinyalakan. Berbedanya aura Ghibli dari para rival sekelas langsung terasa begitu raungan V6 3,0 liter twin-turbo dari balik kap mesin terdengar dari dalam kokpit. Saya mainkan sedikit pedal gas saat masih dalam kondisi berhenti, dan suara mesinnya semakin menggoda untuk diajak ‘nakal’ di jalan. DNA seekor monster seolah terkandung di dalam tubuh Ghibli.

Ghibli sudah langsung merespons galak sejak awal. Kombinasi mesin dengan transmisi 8 percepatan dari ZF punya karakter seakan menggunakan dual-clutch. Mobil tidak langsung melaju pelan saat masuk ke posisi D dalam kondisi idle. Roda baru bergerak saat pedal gas mendapat input, sehingga lajunya di awal agak jumpy. Ya butuh adaptasi sedikit untuk mengajaknya merayap di tengah lalu lintas pada, mirip kalau sedang bersama supercar seperti Ferrari.

Meski dalam kondisi mode mengemudi Comfort, putaran setirnya berat untuk sebuah sedan dengan dimensi sepanjang nyaris 5 meter ini (4.971 mm). Anda yang terbiasa membawa BMW atau Mercedes pasti akan kaget begitu pindah ke Maserati. Pun saat merasakan perilaku suspensinya, yang cenderung rigid untuk sebuah varian entry. Semakin jelas orientasi Maserati dalam mengembangkan Ghibli, yang lebih fokuskan kecepatan dan kedinamisan.

Mengingat lalu lintas di jalanan kota Jakarta yang sudah semakin padat, saya ingin cepat-cepat cari jalanan yang lengang untuk cari tahu performa sebenarnya dari Ghibli. Saya putuskan untuk menuju jalan tol Antasari menuju Cinere yang tidak pernah benar-benar padat lalu lintasnya. Benar saja, begitu gas dibejek habis, Ghibli langsung melesat galak dan memberikan teriakan mesin yang syahdu, apalagi saat menyentuh rpm tinggi. Dan ini masih menggunakan mode Comfort!

Terbuai dengan nikmatnya nyanyian V6, saya lalu pindah ke mode Sport. Ooh, betapa semakin nikmatnya Ghibli diajak berakslerasi. Katup pada knalpot terbuka bebas, memberikan buangan gas dari mesin yang lebih bikin merinding. Mengerahkan puncak tenaga 345 hp dan torsi 500 Nm sampai ke redline bagaikan mendengarkan Rod Stewart membawakan hits terbaiknya. Indahnya lantunan mesin seakan mengatakan bahwa Maserati adalah pabrikan hebat yang pernah Berjaya di dekade awal F1, salah satunya dengan Juan Manuel Fangio.

Chassis yang rigid juga membuat pengendaliannya cekatan, lincah dan mantap setiap bermanuver. Sayangnya permukaan aspal dan beton di sepanjang tol ini terlalu bumpy untuk memacu Ghibli sampai mendekati top speed. Tidak ingin sampai terjadi apa-apa karena mobil terlalu jumpy dengan suspensinya yang keras. Perilaku chassis Ghibli ini menurut saya mirip dengan BMW M2 Coupe yang menjadi benchmark sedan yang fun bagi saya, kalau memang tidak bisa dibilang sama.

Baca juga: Road Test MINI JCW 3 Door 2020, Real Hot Hatch

Fitur Berlimpah

Kesenangan di balik setir Ghibli seharusnya bisa lebih maksimal lagi, seandainya varian terbawah ini sudah dilengkapi paddle shifter. Untuk menggeber mesin maksimal, saya harus menggunakan stick shifter, yang menjadi kurang praktis.

Bicara soal fitur, mungkin Ghibli memang bukan yang melimpah. Untuk kenyamanan saat berkendara, sistem infotainment sudah berlayar sentuh 9 inci dan terhubung sistem audio dari Harman Kardon. Bagi pemerhati teknologi, mungkin interface monitor di dashboard tidak begitu menarik, walaupun sudah mendukung Apple CarPlay dan Android Auto. Apalagi tombol pengendalinya di konsol tengah yang belum sepraktis dan intuitif iDrive milik BMW. Tapi setelah tahu seperti apa karakter pengendalian Ghibli diajak kencang, saya bisa maklumi kekurangan Maserati di sektor ini.

Lalu bagaimana Ghibli sebagai pengangkut penumpang? Kita tidak bisa hindari fakta bahwa setiap pemilik mobil premium akan banyak yang menikmatinya dari kursi penumpang. Saya sempat mengajak beberapa rekan untuk cicipi jok belakang. Salah satu rekan yang punya tinggi badan 177 cm mengaku bisa duduk dengan nyaman dan lega selama perjalanan. Meskipun suspensinya dalam kondisi normal termasuk yang keras.

Yang jelas, soal akomodasi pada Ghibli masih sebanding dengan para counterpart dari negeri Jerman. Kelegaan kabin baris kedua, dan bahkan bagasi yang luas dan praktis karena sudah bisa dibuka dengan gestur tendangan kaki di bawah bumper. Cukup mendukung lah kiranya untuk menjadi sedan keluarga yang memberikan win-win solution untuk pengemudi dan penumpang.

Bercengkerama Bersama Ghibli menjadi pengalaman yang unik untuk merasakan sensasi berbeda dari sebuah sedan bisnis nan atletis. Memang ada sejumlah poin yang saya rasa Maserati bisa berikan lebih baik pada varian ini. Tapi untungnya, tidak seperti rival sekelas, Ghibli sudah dapatkan opsi personalisasi yang bisa menjadi jawaban. Entah soal fitur atau trim pemanis kabin, bisa didapatkan melalui fasilitas ini.

Rasanya cukup layak untuk rela menggelontorkan uang lebih banyak demi bisa bersenang-senang dengan Ghibli, apalagi kalau bosan dengan pilihan yang itu-itu saja. Kalau E-Class atau 5 Series di garasi Anda sudah kurang menggairahkan dan belum rela jebol tabungan untuk versi AMG dan M, Ghibli bisa dilirik untuk bisa semakin banyak yang melirik di jalan. (Why/Raju)

Foto-Foto: Setiono

Baca juga: Road Test Nissan Kicks e-Power, Konsumsinya Bisa 25 Km/Liter

Contents

Wahyu Hariantono

Wahyu Hariantono

Wahyu Hariantono mungkin masih terbilang muda secara usia. Tapi passionnya terhadap dunia otomotif, terutama mobil tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia kerap tampil di stasiun televisi sebagai komentator balapan kelas dunia seperti Formula E. Sehari-hari ia memilih menggunakan Honda Supra Fit. Alasannya sederhana. Bensinnya gak abis-abis!

Baca Bio Penuh

Jual mobil anda dengan harga terbaik

Pembeli asli yang terverifikasi Pembeli asli yang terverifikasi
Listing gratis Listing gratis
Daftarkan mobil Anda

Model Mobil Maserati

  • Maserati GranCabrio
    Maserati GranCabrio
  • Maserati Ghibli
    Maserati Ghibli
  • Maserati GranTurismo
    Maserati GranTurismo
  • Maserati Quattroporte
    Maserati Quattroporte
Harga Mobil Maserati

GIIAS 2024

IMOS 2024

Tren & Pembaruan Terbaru

Mobil Unggulan Maserati

  • Yang Akan Datang
  • Maserati Levante
    Maserati Levante
    Rp 1,292 Milyar Perkiraan Harga Jakarta Selatan
    Perkiraan Diluncurkan TBA Kabari Saya Saat Diluncurkan

Video Mobil Maserati Ghibli Terbaru di Oto

Oto
  • 2015 Maserati Ghibli Start Up and Review 3.0 L Twin Turbo V6
    2015 Maserati Ghibli Start Up and Review 3.0 L Twin Turbo V6
    10 Mar, 2016 . 79K kali dilihat
  • Maserati Ghibli saloon 2014 review - Carbuyer
    Maserati Ghibli saloon 2014 review - Carbuyer
    27 May, 2015 .
  • Maserati Ghibli S Review
    Maserati Ghibli S Review
    27 May, 2015 .
  • Maserati Ghibli & Ghibli S launch in Malaysia - AutoBuzz.my
    Maserati Ghibli & Ghibli S launch in Malaysia - AutoBuzz.my
    27 May, 2015 .
  • Review Awal Maserati Ghibli S di Indonesia (Bagian 2 dari 2)
    Review Awal Maserati Ghibli S di Indonesia (Bagian 2 dari 2)
    27 May, 2015 .
Tonton Video Mobil Maserati Ghibli

Bandingkan & Rekomendasi

Maserati Ghibli
Mercedes Benz S-Class
Mercedes Benz S-Class
Rp 2,9 Milyar
Harga S-Class
BMW M3 Sedan
BMW M3 Sedan
Rp 2,563 Milyar
Tulis Review Harga M3 Sedan
Mercedes Benz EQE ev
Mercedes Benz EQS ev
Mercedes Benz EQS
Rp 3,1 - 4,065 Milyar
Tulis Review Harga Mercedes Benz EQS
Mesin 2979
2999
2993
-
-
Tenaga 410
367
510
292
333
Torsi 550 Nm
500 Nm
650 Nm
565 Nm
565 Nm
Automatic Climate Control Ya
Ya
Ya
4-Zone
Ya
Cruise control Ya
Ya
Ya
-
-
Airbag Samping Depan Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Kamera Belakang Optional
Ya
Ya
Ya
Ya
Sistem Navigasi Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Perintah Suara Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Jok Dilapis Kulit Optional
-
Ya
-
-
Bandingkan Sekarang

Tren Sedan

  • Yang Akan Datang
  • BYD Atto 4 ev
    BYD Atto 4
    Rp 464,33 Juta Perkiraan Harga Jakarta Selatan
    Perkiraan Diluncurkan TBA Kabari Saya Saat Diluncurkan
Mobil Sedan Yang Akan Datang

Artikel Mobil Maserati Ghibli dari Carvaganza

  • Maserati Ghibli Tampil Mencolok Disepuh Warna Kuning
    Maserati Ghibli Tampil Mencolok Disepuh Warna Kuning
    Rizki Satria, 04 Feb, 2022
  • Edisi Eksklusif Maserati Ghibli dan Levante ini Tampil Serba Gelap
    Edisi Eksklusif Maserati Ghibli dan Levante ini Tampil Serba Gelap
    Wahyu Hariantono, 20 Jan, 2021
  • TEST DRIVE: Maserati Ghibli, Sedan Underated Tapi Outstanding
    TEST DRIVE: Maserati Ghibli, Sedan Underated Tapi Outstanding
    Wahyu Hariantono, 12 Jan, 2021
  • Maserati Hadirkan Ghibli Nerissimo
    Maserati Hadirkan Ghibli Nerissimo
    TitoListyadi, 19 Apr, 2017

Artikel Mobil Maserati Ghibli dari Zigwheels

  • Motovaganza
  • Review
  • Masuki Era Baru, Maserati Perkenalkan Ghibli Hybrid
    Masuki Era Baru, Maserati Perkenalkan Ghibli Hybrid
    Raju Febrian, 17 Jul, 2020
  • Maserati Ghibli: Membawa Eksotisme Italia
    Maserati Ghibli: Membawa Eksotisme Italia
    Wahyu Hariantono, 20 Jan, 2021

Bandingkan

You can add 3 variants maximum*