Royal Enfield Classic 350

Jangan berharap terlalu banyak fitur modern. Sitem pencahayaan masih bohlam, khusus lampu depan sudah halogen. Panel instrumen juga analog dengan informasi yang bisa diberikan ke konsumen cukup terbatas: kecepatan, odometer dan volume bahan bakar.

Pengereman roda depan pakai cakram 280 mm kaliper dua piston dan roda belakang tromol. Tidak ada anti-lock braking system (ABS) untuk mencegah roda terkunci saat Anda melakukan pengereman mendadak. Ban depan berukuran 90/90-19 dan belakang 110/90-18 tubetype.

Sebagai penggemar kuda besi jadul, desain Classic 350 tentu menggiurkan. Tidak perlu repot-repot merestorasi motor lawas, cukup keluarkan uang Rp 72,9 juta (OTR Jakarta). Maka kendaraan bergaya klasik bisa langsung Anda ditunggangi. Sesederhana itu.

Lampu depannya bulat, pelek jari-jari, tangki bensin tanpa sudut dan knalpot peashooter (menggelembung di tengah). Joknya juga cukup istimewa, pakai pegas di sisi pengendara. Sementara jok belakang terpisah berbentuk kotak. Bila Anda berkendara sendiri, jok penumpang tersebut bisa dicopot sehingga meningkatkan sosok klasik.

Terkait warna, Royal Enfield punya banyak pilihan untuk konsumen. Khususnya kelir redditch yang punya asal-usul sejarah kental. Ada penambahan logo khusus di bagian sepatbor belakangnya. Logo itu dulunya digunakan Royal Enfield prototype Royal Baby pada 1939, motor yang digunakan tentara Inggris saat Perang Dunia II. Warna redditch tersedia tiga opsi: merah, biru dan hijau.

Classic 350 dibekali mesin silinder tunggal berkapasitas 346 cc SOHC. Jantung mekanis dengan pendingin udara dan sistem penyemprotan bahan bakar injeksi tersebut, bisa memuntahkan torsi puncak 28 Nm pada 4.000 rpm dan tenaga maksimal 20,07 PS pada 5.250 rpm. Sistem transmisi pakai 5-percepatan manual.

Karakter mesin ini cukup halus, dengan getaran khas motor klasik yang tidak berlebihan. Cocok untuk diajak berkendara santai sambil menikmati perjalanan.