Jurus Isuzu Indonesia Pertahankan Bisnis Kala Pandemi COVID-19
Kalau melihat penjualan otomotif Tanah Air belakangan, tidak menggembirakan. Ini dilihat akumulasi market pada Mei 2019 (year to date) dibanding 2020, amblas 40 persen. Sementara Isuzu turun sampai 42,8 persen. Khususnya di tiga segmen seperti light truck, medium truck dan pick up medium 4x2. Mereka tidak mau muluk-muluk menggapai target tinggi. Namun berhasrat tetap bertahan, sambil menyiapkan langkah lanjutan.
“Dua skenario besarnya kami ialah defense dulu. Bagaimana Isuzu tetap mengapung (eksis) di tengah badai. Kami tidak berpikir untuk balap tapi ngapung, artinya masih ada. Lalu sambil menyiapkan strategi offense yang sesuai dengan era kenormalan baru. Pada saat defense perusahaan siapkan dua skenario,” ungkap Attias Asril, GM Marketing Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dalam diskusi bersama Forwot (26/6).
Ia menjabarkan, selalu perhatikan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Kemudian terus menjaga hubungan komunikasi kepada seluruh stakeholder, diler serta konsumen. Tahap selanjutnya pada kondisi resesi ialah disiplin serta fokus pada cash flow (aliran uang). Attias mengaku, terus amati bagaimana pergerakan ekosistem. Seperti jaringan diler, karoseri dan supplier. “Ketiga hal itu yang disebut sebagai ekosistemnya IAMI. Karena kami tidak bisa berdiri sendiri. Itu rutin dipantau, ada yang masih oke, mengalami kesulitan dan sebagainya. Kemudian perusahaan juga menyiapkan assesment untuk berbagai macam skenario terjadi,” imbuh dia.
Alasan Isuzu tidak mau terburu-buru, karena ingin memetakan segmentasi produk kala pandemi COVID-19. Sambil melihat, pergantian apa saja di pasar. Soalnya tingkah laku market bila berubah, memungkinkan tercipta segmen baru. Ambil contoh, kini Traga tengah dalam tahap studi divisi produk dan development. Rencananya bakal melahirkan varian anyar.
Baca Juga: Astra Isuzu Kasih Diskon Suku Cadang dan Ongkos Servis Hingga 35 Persen
Lalu soal supply chain, karoseri dan bagian penyokong lain dinilai harus sama-sama bergerak. Maksudnya, pengamalan selama pandemi membuat mereka berupaya semakin fleksibel. Perusahan menganggapnya dengan istilah masuk “pit stop.” Masih belum tahu medan pertempuran serta kondisi seperti apa saat Isuzu hendak bergerak lagi. Untuk itu, lanjut Attias, diperlukan pendekatan lebih gesit. Kemudian kemampuan mengelola market intelegen juga harus kian tajam. Sebab semua pelaku bisnis tengah mengamati apa yang terjadi.
Penurunan Jualan
Sejumlah langkah itulah cara Isuzu menamengi kemerosotan penjualan. Lihat saja data retail year to date Mei 2020 dibanding tahun lalu. Lahan light truck Isuzu Elf secara pangsa pasar tumbuh 1,5 persen dibandingkan YTD Mei 2019. Walau begitu, penjualan unit memang turun, karena marketnya juga turun. Unit terkoreksi 29 persen, dari 5.200 ke 3.600 unit.
Nah, di medium truck, market share dibanding Mei 2019 naik 3,6 persen. Tapi penjualan unit drop 45 persen dari 1.200 ke 700 unit. Sementara itu di ranah pikap, share kenaikan Traga cukup besar dari 14,9 persen ke level 24,8 persen. Artinya 9 persen tumbuh lebih, itu pula dengan volume dekaden. Penjualan unit dari 2.000-an kini hanya 1.800-an. (Alx/Odi)
Baca Juga: Isuzu Beri Aksesori dan Tiga Tahun Perawatan Gratis Untuk Pembelian mu-X
Model Truk Isuzu
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Populer
Artikel Truk Isuzu dari Zigwheels
- Motovaganza