GIICOMVEC 2020: Isuzu Siap Penuhi Regulasi Euro 4, Dengan Catatan
Rencana pengimplementasian regulasi Euro 4 di Tanah Air, telah dirancang sejak 2017. Melalui Peraturan Menteri LHK, P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017, tertuang bahwa 7 April 2021, atau maksimal 48 bulan setelah diundangkan, produk kendaraan bermesin diesel harus memenuhi standar emisi itu. Hal ini dijelaskan oleh Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian.
"Produsen otomotif di Indonesia, memang sudah seharusnya mematuhi peraturan yang dibuat pemerintah. Khususnya bagi mereka yang bermain di sektor kendaraan komersial dan memakai mesin diesel," tutur Putu, pada sesi Diskusi Pintar Bersama Isuzu dan Kementerian Perindustrian, di GIICOMVEC 2020 (6/03).
Isuzu, salah satu pabrikan yang masif memproduksi kendaraan niaga berbahan bakar solar, mengaku siap menghadapi ini. Dan akan mengikuti arahan pemerintah. Namun dengan catatan.
"Kami sendiri siap dengan kesediaan engine yang memenuhi standar Euro 4. Karena di luar negeri pun sudah ada, bahkan lebih dari itu. Euro 5 juga kami punya. Namun, hingga saat ini memang di Indonesia belum tersedia produknya. Karena ketersediaan bahan bakar belum ada yang sesuai. Meskipun kami bawa, belum tentu bisa mengeluarkan emisi gas buang sesuai Euro 4 karena kualitas bahan bakarnya," jelas Attias Asril, General Manajer Marketing Isuzu Astra Motor Indonesia, kala diwawancarai usai acara.
Menurutnya, truk Isuzu dengan spesifikasi Euro 4 bukanlah hal sulit untuk dihadirkan. Tapi bicara soal emisi, tak bisa dilihat secara parsial di bagian engine saja. Banyak unsur-unsur lain yang mempengaruhi. Salah satunya kandungan bahan bakar yang tersedia, untuk menunjang hasil emisi gas buang sempurna.
Sementara soal konversi jenis mesin guna memenuhi regulasi baru, juga akan berpengaruh pada biaya produksi. Berbagai penyesuaian tentu dilakukan, terutama terkait jalur bahan bakar.
"Kalau cost (biaya) pasti bertambah. Ada penyesuaian. Paling jelas selain engine, adalah perubahan jalur bahan bakar. Supaya bisa sesuai dengan standar Euro 4. Namun kami belum mengalkulasi berapa pastinya. Yang pasti ada kenaikan biaya," tambahnya.
Solar B30
Selain itu, pemerintah pun sedang menggalakkan kendaraan diesel untuk meminum solar B30. Bahan bakar yang dibuat dari nabati ini, diklaim bisa menekan emisi gas buang, alias lebih ramah lingkungan. Namun tampaknya, Isuzu masih ragu bahan bakar itu nantinya bisa optimal sehingga memenuhi standar baru (Euro 4).
"Uji coba produk kami dengan bahan bakar B30 memang sudah dilakukan. Kalau dikatakan bisa membuat truk beroperasi, ya bisa. Giga itu kan sudah pakai commonrail. Jadi pakai bio fuel juga tetap aman. Namun yang jadi pertanyaan, apakah jika nanti sudah konversi engine, bisa menghasilkan angka standar Euro 4? Itu yang belum ada. Intinya, kami bisa menyiapkan mesin sesuai standar regulasi. Namun ini tak akan berjalan sempurna tanpa kualitas bahan bakar yang sesuai," tutupnya. (Hlm/Tom)
Baca Juga: GIICOMVEC 2020: Dukung Pemerintah, UD Trucks Kuzer dan Quester Tenggak B30
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Truk Terbaru di Oto
Artikel Truk dari Zigwheels
- Motovaganza