Sunmori Asyik Bareng Moto Guzzi Keliling Jalan Protokol Jakarta
OTO Media Group yang menaungi OTO.com, Motovaganza.com dan Carvaganza hari Minggu ini (4/4) kembali menggelar Sunmori. Bekerjasama dengan GAIA Moto sebagai APM Moto Guzzi dan Piaggio di Indonesia, mengajak sejumlah peserta Sunmori menempuh sejumlah rute untuk menikmati pagi di Kota Jakarta.
Riding santai itu diikuti lima motor Moto Guzzi dengan model yang berbeda-beda. GAIA Moto menurunkan Moto Guzzi V7III Stone, Moto Guzzi VIII Racer, Moto Guzzi V8TT, Aprilia Shiver 900 dan Moto Guzi V9 Roamer. Riders yang turun memang diajak oleh GAIA Moto untuk menjajal moge Moto Guzzi untuk menikmati sensasi tunggangan Italia tersebut.
Peserta sudah kumpul sekitar jam 7.00 WIB pagi. Diawali terlebih dulu dengan chit chat tentang motor a la anak-anak moge. Cerita soal riding dan turing yang dilewati. Namun, semuanya sih sepakat bahwa selama pandemi Covid-19 ini mereka menahan diri dari jalan-jalan. Jangankan keluar untuk turing keluar kota, keluar rumah saja dibatasi.
Tapi antusiasme tak pernah surut. Bagi lima rider Moto Guzzi Sunday Morning Ride, motor sudah mendarah daging. Kecintaan mereka pada moge tak pernah surut.
Peserta memulai Sunmori pada pukul 08.00 WIB pagi. Menyusuri Jalan Pangeran Antasari, lantas masuk ke Jalan Wijaya 1. Jalanan kota Jakarta pada Minggu pagi masih lengang. Kami juga bertemu dengan para pengendara moge lainnya yang memanfaatkan kesempatan sama. Terlihat beberapa mobil klasik juga berseliweran.
Sehabis menyusuri Wijaya I, kami melewati Jalan Tendean dan tembus di Gatot Subroto. Jalanan yang sangat lengang memberi kesempatan kepada peserta untuk menikmati traffic yang longgar. Bunyi deruman mesin yang keluar dari knalpot menambah sensasi berkendara para peserta. Dengan kapasitas mesin di atas 500 CC, kelima Moto Guzzi seperti menggeram di kesepian pagi.
Peserta akhirnya sampai di tempat tujuan di Sofia Restaurant di Gunawarman untuk menikmati sarapan. Di tempat ini pun sudah terparkir beberapa mobil klasik. Chit chat ala anak-anak moge terus mengalir deras. Ditingkahi candaan asyik sambil menikmati breakfast.
Baca juga: First Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary: Sensasi Eksentrik dengan Gaya Klasik
Antara Speeding dan Adventure
Om Dave Khiyoshi yang riding dengan Moto Guzzi V7III Stone mengakui motor yang ditungganginya asyik banget. “Pas ditarik ngejambak banget dan emang stylenya kan motor turing, jadi kayaknya pas sama karakter saya. Enak ya dikendarai di jalanan perkotaan. Pas lah buat saya,”ujar Dave yang punya akun IG @davekhiyoshi.
Om Dave mengakui bahwa selama ini dia cenderung main motor sport. Lebih suka mengejar speeding, daripada turing ataupun adventure. “Saya sekarang ini masih pake motor Jepang, jadi enggak ketutup kemungkinan pindah ke Eropa Ia mengakui kemungkinan juga bisa pindah ke style motor lain, yakni adventure.
“Saya sudah diajakin tuh maen turing sama Om Yoki. Ke beberapa destinasi keluar kota. Kayaknya sekarang saya pengen coba turing. Apalagi saya udah punya keluarga, saya pengen beralih ke turing, bukan speeding lagi di sirkuit,” ujar pria yang mencintai motor sejak bangku SMP ini.
Hampir senada dengan Om Dave, Om Yoki ngaku seneng banget sama Moto Guzzi. Di Stint pertama dari GAIA Moto di Pangeran Antasari, Ia menunggangi Moto Guzzi V85 TT yang menyuguhkan gaya motor adventure. “Gue suka sama ini motor. Nyaman dan getarannya juga khas Moto Guzzi, jadi bawa sensasi tersendiri. Mesin enggak panas, enteng dan asyik emang dibawanya. Untuk dalam kota cukup banget. Dari mula konsumsi bensin, powernya oke dan comfort karena enggak panas,” tambahnya.
Rider lainnya Om Fadli Kunap @kunap248 ngakuin Moto Guzzi V7III Stone yang ia pacu di punya handling yang oke. “Tapi emang karena knalpot standar, sensasinya agak kurang. Kalo knalpotnya diganti jadi tambah cakep, karena kan emang dari pabriknya, noisenya kan di standarisasi jadi enggak terlalu berisik,” ujarnya.
“Emang kalau baru pertama mungkin agak kaget, karena karakter mesinnya, ini motor ngejambak banget dan kayak narik ke kanan. Tapi lama kelamaan jadi terbiasa. Malah enjoy ridingnya. Kita kan nyobain di dalam kota tadi. Aseli asyik banget,” katanya.
Baca juga: 100 Tahun Moto Guzzi, Mimpi dan Kerja Keras dari Mandello
Fadli sendiri emang anak motor. Selama ini Ia lebih menyelami motor sport dan main speeding. “Saya main di Sirkuit Sentul, buat cari keringet sama adrenalin. Nah pas pake Moto Guzzi, meskipun style motornya beda, tapi saya suka.”
Nah lepas dari Sofia Restaurant, peserta kembali lagi ke basecamp di GAIA Moto /Motoplex, Pangeran Antasari jam 11.30. Mereka bertukaran motor, jadi pas balik lagi motor yang ditunggangi tidak sama. Dari Sofia, langsung masuk Senopati dan lurus terus masuk ke Jalan Pangeran Antasari menuju lokasi finish.
“Saya cukup puas naik ini motor. Ini pengalaman perdana saya naik Moto Guzzi. Saya merasakan sensasi yang nyaman dan asyik,” kata Om Bobi. Ia mengaku mulai maen moge tahun 2018, lewat motor sport. “Dari mulai yang kecil dulu, terus naek ke 600, terus 1000 cc. Dan emang saya maen di motor sport. Saya sendiri suka sama motor dan main motor sebetulnya dari SMP, ya motor kecil. Dulu di Medan. Gaul sama anak-anak motor, dan kecanduan akhirnya ke moge,” ujarnya.
“Ya saya suka dan puas sih untuk riding hari ini. Okelah,” kata Om Bobi menutup obrolan dengan OTO.com. (Eka/Raju)
Model Motor Moto Guzzi
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Moto Guzzi Terbaru di Oto
Artikel Motor Moto Guzzi dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature