Mengenal SYM Jet14, Pantas Menjadi Alternatif Yamaha Nmax dan Honda PCX?
Masih ada pilihan skutik ukuran ekstra selain Yamaha Nmax dan Honda PCX. SYM turut menyediakan line up sejenis bernama Jet14. Banderolnya benar-benar bersinggungan, Rp 32,191 juta OTR Jabodetabek. Bentuk senada, spesifikasi juga hampir setara. Tapi benarkah ia pantas dijadikan alternatif dua skutik arus utama?
Desain
Selama SYM membuat skuter, kiblat desain selalu mengarah ke Eropa. Tak aneh ia lebih tenar di daratan Ras Kaukasia ketimbang Asia. Tapi Jet14 beda, kami rasa ini yang paling relevan dengan selera Tanah Air. Alias memiliki kesan sporty berkat banyaknya tekukan tajam di berbagai sisi.
Rasanya tak salah juga menyebut bagian fasad senada Nmax. Mungkin karena bentuk tameng “bulky” serta pengenaan lampu split trapesium. Berikut posisi windshield yang menempel di atas headlamp. Bukan berarti identik, namun komposisi semacam ini mestinya mudah memikat konsumen. Bagus.
Tapi saat melihatnya dari samping, bisa jadi menuai pro kontra. SYM memutuskan menaruh mulut tangki tetap di bagasi. Maka dari itu deknya rata. Bersih tanpa gundukan seperti pada Nmax maupun PCX.
Satu sisi, rancangan ini membuat area kaki lebih lega. Menggantung barang di tengah juga jadi leluasa. Namun secara tampilan, mungkin orang menganggap kastanya di bawah. Bukan karena tak bagus. Melainkan identik dengan lini skutik entry level merek Jepang.
Lantas proporsi di bagian lain normal-normal saja. Panel samping gambot sampai belakang, serta ditempel mika stoplamp superbesar. Enak dilihat. Bahkan sekilas tampak lebih berotot.
Tapi kalau dihitung detail, angkanya hampir sepantar. Total panjang 1.990 mm, lebar 730 mm, serta tinggi 1.115 mm. Sementara jarak sumbu roda sepanjang 1.350 mm. Masuk kategori bongsor layaknya skutik premium.
Baca Juga: SYM Fiddle 125i Berevolusi, Pesaing Baru Vespa LX dan Suzuki Saluto
Berikutnya area bawah dibuat proporsional dengan bodi besar. Jet mengenakan ban lebar berukuran 100/90 di depan dan 110/80 di belakang dengan diameter 14 inci. Urusan peredam guncangan, mengandalkan fork teleskopik, serta suspensi ganda belakang lengkap dengan setelan preload.
Satu hal yang unik, ia memakai double fender di belakang. Selain spakbor bawah lampu, setengah lingkaran ban ditutup mudguard lagi. Jangan khawatir penumpang terciprat air, dua plastik itu mestinya dapat bekerja optimal.
Fitur
Dashboard dibagi dalam tiga kluster. Bagian sisi masing-masing menunjukkan indikator fundamental. Sementara di tengah, tertera layar digital dengan sajian data lengkap.
Penunjuk kecepatan misalnya, bisa diganti jadi kph maupun mph, khas skuter pasar Eropa. Putaran mesin, suhu, volt meter, indikator bensin juga tercatat. Tentu dengan trip meter serta penghitung konsumsi bahan bakar rata-rata.
Soket listrik pun ada. Posisinya terletak di laci kiri yang bisa ditutup. Bahkan power outlet itu berenis USB port. Jadi tak perlu repot lagi mencari adaptor ke gawai.
Bagasi juga luas. Muat untuk sekadar menyimpan helm half face. Hanya saja memang tak sebesar milik dua kompetitor, karena masih ada tangki bensin di dalam sana. Yang unik, di dalam bagasi terdapat saklar rahasia untuk mematikan starter. Paling tidak meminimalisir risiko kecurian saat ditinggal.
Untuk fasilitas keamanan perangkat deselerasi, SYM menanamkan sensor ABS satu kanal. Persis seperti PCX. Ukuran diameter cakramnya sendiri 260 mm di depan, sementara belakangnya 220 mm. Masing-masing bermodel wavy disc nan sporty.
Sayangnya, selain fitur yang disebutkan tadi ia tak memiliki apa-apa lagi. Pencahayaan LED saja baru ada di stoplamp. Sisanya masih halogen. Perangkat semacam Idling Stop System (ISS) pun tak ada. Berikut mekanisme keyless yang sudah lumrah digunakan pada skutik Jepang.
Baca Juga: Mengenal SM Sport RX3S, Motor Adventure Harga Terjangkau
Performa
Sektor ini sekilas mengejutkan. Pertama, ia memasang label angka 200 di sisi bodi. Kedua, kubikasi bersihnya pun memang lebih besar ketimbang duo skutik Jepang. Memangku mesin 168 cc SOHC dengan injeksi. Sudah tergugah?
Nyatanya, hitung-hitungan di atas kertas berkata lain. Output tak lebih baik dari Nmax, bahkan PCX sekalipun – yang masih pakai tipe dua katup. Tenaga puncaknya 11,8 Hp/8.000 rpm dan torsi maksimal 12,2 Nm/6.000 rpm.
Buruk? Tidak juga. Cukup untuk menghela bobot 134 kg. Hanya saja lawan Jet14 bisa menerjemahkan tenaga di atas itu. Bahkan ia pun masih mengandalkan cooling fan untuk manajemen suhu, bukan radiator.
Satu hal yang menjadi kelebihan, emisi gas buang sudah memenuhi standar Euro 4 - di saat teman-temannya masih menganut Euro 3. Bagi mereka yang peduli lingkungan, hal ini berarti. Tapi yang melulu berpikir soal performa, mungkin secepatnya memalingkan muka dari spesies unik satu ini.
Simpulan
Menyoal impresi berkendara, durabilitas, termasuk rasa suspensi dan performa mesin di realita memang belum bisa disimpulkan. Butuh pembuktian lebih lanjut dan bukan tidak mungkin mengubah persepsi Anda. Tapi jika mengadu data kertas, harus diakui SYM Jet14 memiliki banyak kelemahan.
Ya, memang bukan berarti ia serba kekurangan. Output mesin tak terlampau buruk. Cukup. Fasilitas yang tersedia juga sebetulnya menunjang. Namun dengan nominal sama, tersedia produk yang lebih sempurna.
Satu-satunya alasan kuat membeli Jet14 adalah diferensiasi produk. Mereka yang tak mau terlihat mengikuti arus utama, besar kemungkinan terpikat dengan sosok ini. Apalagi masih tersirat nuansa Eropa yang lebih elegan. Eksistensinya pun seakan eksklusif karena populasi tak sebanyak lainnya. (Hlm/Odi)
Baca Juga: SYM Rilis DRG BT di Jepang, Skutik yang Lebih Sangar Ketimbang Yamaha Aerox
Model Motor SYM
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor SYM Terbaru di Oto
Artikel Motor SYM dari Zigwheels
- Motovaganza