Benelli Motobi 200 Evo, Opsi Gaya Klasik Selain Yamaha XR155 dan Kawasaki W175
Tak bisa dipungkiri, Yamaha XSR155 dan Kawasaki W175 memang memikat kalangan pecinta klasik. Namun ada satu hal, tak bisa ditawarkan, yakni tema cruiser lawas. Ya, mereka cenderung membangun motor berformat scrambler atau café racer. Sementara tema penjelajah, hanya bisa didapat pada merek Benelli. Salah satunya Motobi 200 Evo, dengan harga kurang lebih sepantar, Rp 32,2 juta.
Di samping Patagonian Eagle yang bersuara khas – berkat mesin dua piston – Evo tak kalah menarik. Bahkan jika dilihat secara keseluruhan, bodinya tampak lebih proporsional. Serta masih ada kesan modern. Kami rasa tak berlebihan menyebut bentuknya mudah disukai.
Padanan lawasnya sendiri diterjemahkan lewat panel bodi minim aksesori. Semisal, mengenakan tangki ala motor telanjang, serta memasang perlengkapan serba terpisah. Seperti lampu utama, sein, stoplamp, hingga tutup box filter tak menyatu dengan bodi. Hampir semua barang itu pun membulat, sampai ke speedometer. Potongan “wajib” motor klasik.
Lantas elemen cruiser, ditranslasikan Benelli pada beberapa aspek. Pertama, fork depan memiliki sudut kemiringan besar, sehingga posisi roda depan agak jauh dari mesin. Berikutnya, yang selalu menjadi identitas cruiser, kombinasi ukuran ban belang. Di depan besarnya 17 inci 90/90, sementara bagian belakang tentu lebih lebar, namun diameternya kecil (15 inci 130/90).
Baca Juga: Pilihan Motor Retro Keren, Benelli Motobi 200 Evo atau Kawasaki W175?
Selanjutnya, jenis begini haruslah nyaman dan mudah ditunggangi. Evo memenuhi kriteria itu. Posisi duduk santai berkat footstep agak depan. Ditambah stang lebar mengarah ke pengendara, mudah dijangkau. Di saat bersamaan, pijakan ke tanah benar-benar rendah, tinggi joknya hanya 715 mm. Postur standar dipastikan menapak sempurna.
Karena itu, berat total 156 kg mestinya bukanlah masalah. Mudah dikontrol. Pun tak perlu khawatir ukuran bodi yang tergolong besar (PxLxT) 2.140 x 800 x 1.050 mm. Hanya saja, jenis cruiser biasanya sedikit merepotkan kala diajak bermanuver tangkas. Apalagi saat memutar arah, mengingat wheelbasenya mencapai 1.440 mm, serta model fork begitu, cenderung memiliki sudut belok sedikit.
Area kaki-kaki cukup spesial di belakang. Dual shock breaker ditemani tabung. Alias memisahkan oli dan udara saat meredam guncangan. Kalau di depan, standar saja, memakai model teleskopik dengan jarak main 120 mm. Lantas peranti deselerasi, kedua roda sudah dipasangkan cakram masing-masing 280 mm dan 240 mm. Sayangnya belum ada tambahan sensor ABS.
Terakhir soal mekanisme mesin, ia memangku dapur pacu dengan volume silinder terbesar di kelas Rp 30 jutaan. Piston tunggal berukuran 63,5 x 62,2 mm berkubikasi bersih 197 cc, disertai sistem injeksi dan pendinginan dari radiator. Namun kapasitas memang bukan segalanya, pusaran tenaga maksimal hanya mencatat 12,7 Hp dan torsi 13,5 Nm. Standar. Meski di kalangan penyuka motor retro, biasanya daya kuda tak menjadi orientasi. (Hlm/Odi)
Baca Juga: Test Ride Benelli Motobi 200 Evo: Ini Lima Keunggulan dan Kekurangannya
-
Jelajahi Benelli Motobi 200
Model Motor Benelli
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
Kapasitas
197
|
177
|
197
|
177
|
Tenaga Maksimal
12.7
|
12.82
|
12.7
|
12.82
|
Kategori
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Opsi start
Kick & Electric
|
Electric
|
Kick & Electric
|
Electric
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Benelli Motobi 200 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature