Beda Rp 8 Jutaan, Pilih Benelli Patagonian Eagle atau Motobi 200 Evo?
Merek Benelli tengah digandrungi masyarakat. Ada dua model yang sedang naik daun: Patagonian Eagle dan Motobi 200 Evo. Pecinta motor klasik, punya dua pilihan dengan harga relatif terjangkau dan gaya yang sedap dipandang. Patagonian dihargai mulai Rp 37 juta. Sedangkan Motobi Evo Rp 29 juta. Mana yang paling cocok sebagai pengisi garasi rumah Anda?
Kita lihat dari spesifikasi mesin lebih dulu. Patagonian Eagle mengusung jantung pacu 250 cc yang menggunakan dua silinder segaris. Mesin mengeluarkan tenaga sampai 17,4 hp pada 8.000 rpm. Torsi puncaknya 16,5 Nm di 6.000 rpm. Tenaga disalurkan dengan gearbox manual lima percepatan.
Untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam dapur pacu, ia masih mengandalkan karburator besar. Bukan sistem injeksi kekinian. Betul, sistem pembakarannya sangat sederhana. Nah, untuk mendinginkan mesin, mereka menyediakan sistem pendingin cair. Radiator kecil terletak tepat di depan mesin. Namun dentuman suara yang dihasilkan sangat bulat. Sepintas mirip mesin empat silinder. Biarpun berkubikasi kecil, agaknya Patagonian lebih mentereng buat bergaya. Layak diprioritaskan dalam daftar pembelian.
Sedangkan engine Motobi Evo berkapasitas 197 cc, satu silinder SOHC. Mesin ini diklaim bisa memuntahkan torsi puncak 13,9 Nm pada 6.000 rpm. Daya maksimalnya 12,7 Hp pada 7.500 rpm. Padanannya sistem transmisi manual lima percepatan. Lalu sistem penyemprotan bahan bakarnya sudah injeksi (EFI). Tapi perlu dicatat, suara yang disemburkan tak sebagus mesin dua silinder Patagonian.
Fitur
Bicara fitur, sebetulnya tak ada yang menonjol pada Patagonian. Lampu depan klasik berbentuk bulat. Masih pakai bohlam. Jadi penerangan seadanya saja. Kemudian panel instrumen masih analog. Selain bentuknya bulat dan sederhana, fungsi panel tak lengkap. Hanya menunjukkan kecepatan, jarak tempuh dan indikator lampu sein kanan-kiri. Tak ada indikator bahan bakar. Anda harus rajin-rajin mengecek bensin dengan membuka tutupnya. Ya, manual sekali.
Pada Motobi 200 Evo lebih unggul. Meski cuma pakai satu panel meter tapi sudah digital. Di dalamnya ada informasi speedometer, tachometer, tripmeter, odometer dan indikator bensin. Kedua model ini memang dibuat sederhana. Pasalnya salah satu pasar yang digaet, pehobi atau modifikator yang gemar motor klasik.
Simpulan
Dengan selisih yang cuma Rp 8 jutaan itu, kami lebih memilih Patagonian. Baik sebagai motor harian maupun motor hobi. Toh sama-sama cruiser klasik yang terbilang nyaman saat dikendarai. Sudut pandang kami, lebih cenderung pada tenaga dan suara yang dihasilkan. Untuk urusan modifikasi, sekarang sudah menjamur dan siap merombak motor. Namun bila dana terbatas, ya mau tak mau harus bersabar. Atau tetap memilih Motobi 200 Evo. (Alx/Odi)
Baca Juga: Pilih Benelli Motobi 200 Evo atau Motobi 200 Efi?
Komparasi Benelli Patagonian Eagle 250 vs Benelli Motobi 200 Evo
Model Motor Benelli
Jangan lewatkan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Populer
Video Motor Benelli Patagonian Eagle 250 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
Kapasitas
250
|
177
|
197
|
177
|
Tenaga Maksimal
17
|
12.82
|
12.7
|
12.82
|
Kategori
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Opsi start
Electric
|
Electric
|
Kick & Electric
|
Electric
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Benelli Patagonian Eagle 250 dari Zigwheels
- Motovaganza
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian