Visi Nissan Ingin Jadi Pemimpin Pasar Mobil Listrik, Cocok Untuk Indonesia?
Nissan memasang target penjualan 1 juta unit mobil listrik pertahun di 2020. Mobil listrik yang dimaksud, berpenggerak motor listrik murni atau hybrid e-Power yang menggunakan mesin bahan bakar minyak sebagai pengisi energi baterai.
Target ini disampaikan Philippe Klein, Chief Planning Officer Nissan global dalam media briefing di Yokohama (26/3). Melalui keterangan persnya kepada Newspress, ia mengatakan “strategi produk dan teknologi kami didedikasikan untuk menempatkan Nissan sebagai pemimpin evolusi bisnis dan teknologi otomotif. Kami fokus mengembangkan Nissan Intelligent Mobility yang berpusat pada tiga pilar: elektrifikasi, teknologi otonom dan inovasi mobilitas serta konektivitas.”
Didampingi senior vice president Nissan, Takao Asami dan Ogi Redzic, Klein menyebut rencana ini meningkatkan pendapatan aliansinya sebanyak 30% menjadi 16,5 triliun Yen di akhir tahun fiskal 2020. Bagaimana caranya? Klein memaparkan langkah-langkahnya.
Pertama, Nissan tengah mengembangkan delapan mobil listrik baru untuk mengikuti kesuksesan Nissan Leaf. Mereka juga berencana meluncurkan brand khusus mobil listrik miliknya di Cina. Mobil mungil (kei-car) bermesin listrik diluncurkan di Jepang.
Tak hanya mobil mini, jenis SUV (Sport Utility Vehicle) bermesin listrik yang terinspirasi dari mobil konsep Nissan IMx telah disiapkan. Selain itu, jajaran produk terbaru Infinity (brand khusus mobil mewah Nissan) juga seluruhnya menggunakan motor listrik. Ini yang paling ambisius, Nissan ingin memiliki 20 mobil otonom yang dijual di 20 negara di dunia.
Elektrifikasi dan pengembangan teknologi otonom memang sangat menyita perhatian Nissan. Sampai-sampai tak ada pengembangan berarti dari mobil bermesin bahan bakar konvensional yang mereka pasarkan saat ini. Termasuk di Indonesia. Sudah satu tahun lebih Indonesia tak kedatangan mobil baru Nissan. Lihat saja usia mobil-mobil yang menghuni jaringan diler Nissan di seluruh Indonesia. Mobil-mobil seperti Grand Livina, March sampai Teana sekalipun, hampir tak mendapat penyegaran berarti sejak peluncuran perdananya.
Sah saja Nissan ingin menjadi yang terdepan di pasar mobil listrik dan teknologi otonom. Memang sejak 2010 aliansi Renault-Nissan telah menjual 540.623 unit mobil listrik di seluruh dunia. Pada 2017 lalu, aliansi yang beranggotakan 10 brand mobil - Renault, Nissan, Mitsubishi Motors, Dacia, Renault Samsung Motors, Alpine, Lada, Infiniti, Venucia dan Datsun – ini pun sukses menjadi produsen mobil terlaris di 2017 mengungguli Vokswagen Group.
Masalahnya, apakah strategi ini cocok untuk diterapkan di negara yang belum siap pasar dan infrastrukturnya untuk mobil listrik seperti Indonesia? Terlebih lagi, strategi ini menurut Klein ditujukan untuk meningkatkan 50% pemasukan di Jepang dan Eropa, 20-30% di Amerika Serikat dan 35-40% di Cina pada 2025. (RS/Odi)
Baca Juga: Nissan Pertimbangkan Basis Regional Mobil Elektrik Di Thailand
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Nissan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Nissan Terbaru di Oto
Artikel Mobil Nissan dari Carvaganza
Artikel Mobil Nissan dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature