Hyundai Creta Xpedisi Tanah Sumatra, Lintas 2.712 Km dan 8 Provinsi Hingga Finis di Aceh
Perjalanan Hyundai Creta dalam Xpedisi Tanah Sumatra dimulai Jumat dini hari (8/3). Lepas dari titik start, kami memacu Hyundai Creta Prime sebagai varian tertinggi, mengarungi Tol Merak. Suasana lalu masih begitu lengang, apalagi ini bulan Ramadan. Penduduk kota tertidur lelap untuk menyiapkan diri sahur dan berpuasa.
KEY TAKEAWAYS
Hyundai Creta menuntaskan Xpedisi Tanah Sumatra
Melalui 8 Provinsi, 2.712 Km sampai finis di AcehMobil yang kami pakai untuk Xpedisi Tanah Sumatra adalah dua unit Hyundai Creta. Varian satunya lagi adalah Trend yang dijadikan sebagai kendaraan pendukung perjalanan. Ketika ban 17 inci menggelinding di tol menuju Pelabuhan Merak, mesin bensin Smartstream G1.5 MPI 4 silinder segaris 1.5 liter terasa halus. Perpindahan transmisi otomatis Intelligent Variable Transmission (IVT) begitu lembut menyalurkan tenaga 115 PS ke roda depan.
Menjelang kota Serang, hujan mengguyur. Kabin tetap hening, hanya ditingkahi dentuman hip hop Kanye West. Jatuhnya sinar lampu pada malam hari dibarengi air hujan membuat suasana jadi makin dramatis. Sesampai di Pelabuhan Merak air gerimis masih turun dari langit, seakan mengawal kami melanjutkan penyeberangan selama dua jam menuju Bakauheni.
Bandar Lampung - Palembang
Setibanya di propinsi ‘Tapis Berseri’, matahari sudah mengintip di antara awan Barat. Tim memutuskan untuk keliling kota Bandar Lampung dan beristirahat. Karena bulan Ramadan, kami lebih banyak menggelinding bersama Hyundai Creta untuk menikmati suasana kota yang berbeda dari tanah kami di Jakarta. Setelah itu baru meneruskan pacuan menuju Palembang.
Untuk sampai ke Palembang, kami sepenuhnya melewati tol yang bakal menempuh jarak 200 kilometer lebih. Tol Bakauheni-Palembang adalah bagian dari jalan Tol Trans Sumatera yang termasuk dalam koridor Betung-Palembang-Bakauheni. Dengan panjang sekitar 330 km, tol melintas di dua provinsi, Lampung dan Sumatra Selatan.
Tol Bakauheni-Palembang dibagi menjadi tiga ruas besar. Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan Kayu Agung-Palembang. Ruas Kayu Agung-Palembang terhubung langsung dengan ruas Betung yang tersambung dengan tol Palembang-Indralaya.
Nantinya, tol Trans Sumatra yang menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda, bakal memiliki panjang keseluruhan 2.704 km dan akan beroperasi penuh pada tahun 2024. Sekarang ini yang baru selesai dikerjakan sepanjang 684,8 km.
Suasana traffic di tol terasa lengang. Sekitar 100 km pertama banyak didominasi oleh jalanan beton. Fitur canggih Lane Keeping Assist dan Lane Following Assist yang terdapat di Hyundai Creta bekerja secara penuh. Menjaga mobil agar tak keluar lajur.
Enaknya lagi, kami beberapa kali memakai cruise control untuk mengistirahatkan kaki. Traffic yang tidak ramai memberikan banyak kesempatan untuk menggunakan fitur tersebut. Apalagi performa mesin plus transmisi IVT membuat kendaraan terasa asik diajak menjelajah. Tenaganya terasa berlimpah di setiap putaran dan kami mendominasi perjalanan dengan mode pengendaraan Smart.
Setelah lewat KM 250, permukaan tol mulai terbuat dari aspal. Permukaan jalan bergelombang dan berlubang di banyak titik sehingga kami harus menyesuaikan kecepatan. Perbaikan ada di mana-mana, sering ditemukan penyempitan jalan. Suspensi MacPherson Strut di bagian depan dan Coupled Torsion Beam Axle (CTBA) di bagian belakang bekerja dengan baik meredam guncangan sehingga perjalanan tetap terasa nyaman.
Perjalanan menuju Palembang barulah awal dari Xpedisi Tanah Sumatra menuju titik finis di Aceh. Diperkirakan menempuh jarak total 2.500 km yang akan kami lakukan dalam 8 sampai 10 hari ke depan.
Jambi - Pekanbaru
Tim OTO Media Group dipimpin oleh Wahyu Hariantono dan Muhammad Hafid. Mereka meninggalkan Palembang untuk melanjutkan perjalanan menuju Jambi dan Pekanbaru sebagai kota persinggahan berikutnya. Waktu tempuh yang mereka harus lakukan nyaris 48 jam atau selama dua hari. Sebetulnya, jarak dari Palembang sampai Pekanbaru sekitar 750 km bisa ditempuh dalam waktu 17 jam. Namun memakan waktu lama karena harus melakukan pengambilan video dan foto sepanjang perjalanan.
Lalu lintas menuju Bumi Lancang Kuning terasa padat, laju kendaraan menjadi tersendat. Di sini kami betul-betul menikmati kenyamanan kabin Creta Prime yang lega dan mewah. Bantingan suspensi empuk dan nyaman, tidak membuat kami kelelahan padahal perjalanan sudah dimulai sejak hari Jumat lalu.
Sambil menikmati kenyamanan kabin yang lapang, kami juga memanjakan diri dengan fitur entertainment canggih. Sebagai tipe tertinggi dan termahal, Hyundai Creta Prime dilengkapi sistem infotainment yang ciamik dan modern. Layar sentuh 8 inci terkoneksi dengan Bluetooth di bagian tengah dashboard. Sound system-nya menggunakan BOSE 8 speaker lengkap dengan Bluetooth.
Pengoperasiannya juga gampang. Tinggal koneksikan dengan smartphone untuk mendengarkan musik dari Youtube atau pun kumpulan koleksi di handphone. Yang enaknya lagi, ada panoramic sunroof untuk menambah kelengkapan view dari depan dan belakang. Ketika sunroofnya kami buka, kami dinginkan lagi temperatur AC. Bisa mengurangi rasa penat ketika dihadang kemacetan sepanjang lebih dari 20 km ketika hendak masuk Kota Jambi.
Yup, Hyundai Creta kami terkena antrian mengular di tengah truk-truk besar karena wajib mengantri buka tutup gara-gara ada perbaikan jalan. Untungnya kabin yang lega, jok kulit yang empuk dan sistem infotainment yang bagus dapat membuang rasa kebosanan kami. Kami juga membuktikan kerja suspensi Creta Prime dalam meredam bantingan ketika melewati titik-titik jalan berlubang dan rusak di jalanan berbukit dan berkelok di kawasan Banyuasin.
Tapi selepas dari Jambi menuju Pekanbaru, jalanan aspal lebih mulus dan di sejumlah titik permukaan jalan terbuat dari beton. Mesin berpacu dengan halus ditingkahi dengan injakan throttle yang terukur ketika melewati jalanan mulus berkelok di tengah hutan alami dan perkebunan sawit.
Ketika melewati jalanan yang sepi, membelah perkampungan-perkampungan kecil pada malam hari, fitur Auto High Beam Hyundai Creta sangat membantu pengendara dalam memberikan penerangan. Fitur Driver Attention Warning (DAW) juga membantu pengemudi untuk tetap selalu waspada dan tak lengah. Fitur ini bekerja dengan cara memberi peringatan pengendara yang mengalami kurang konsentrasi pada saat mengendarai Creta. Sehingga potensi terjadinya kecelakaan bisa diminimalisir, apalagi untuk perjalanan jauh.
Padang - Banda Aceh
Dari Pekanbaru kami melanjutkan perjalanan menuju Barat ke arah Bukittinggi, Sumatra Barat. Kami sengaja tidak memilih rute lewat Pantai Timur Sumatra, melainkan via Pantai Barat untuk sampai Banda Aceh. Karena dari daerah Danau Maninjau, kami ingin melewati Lubuk Basung dan Ladangpanjang terus ke Koto Padang.
Masuk ke Provinsi Sumatra Barat, perjalanan menjadi lebih mengasyikkan. Jalanannya mulus, perbukitan berkelok-kelok. Ranah Minang memang terkenal akan keindahan alamnya. Kami mengamini hal itu karena menjadi rute terindah sejak dari Lampung.
Kami menikmati secara langsung masakan Padang dari sumbernya langsung. Merasakan kelezatan Dendeng Batokok, Gulai Itiak, Dendeng Balado, Kue Sangko dan masih banyak lagi. Berhenti sejenak untuk ngopi setelah lelah mengemudikan mobil pun terasa berbeda di Ranah Minang. Pemandangan alamnya membebaskan dan bikin betah tak mau pulang.
Yang lebih mengasyikkan lagi, Hyundai Creta menjadi teman perjalanan memuaskan. Setelah tujuh hari perjalanan dari Jakarta sampai ke Padang, kami tak mengalami kendala sedikitpun dengan Hyundai Creta Prime dan Trend.
Kami merasakan semua kenyamanan. Dari kabin lapang, bagasi luas, fitur entertainment juga jadi penghibur utama selama perjalanan. Tak lupa pengalaman merasakan fitur canggih Smartsense maupun Bluelink. Hyundai Creta menjadi teman yang sangat mumpuni dan dapat diandalkan selama Xpedisi Tanah Sumatra.
Tunggangan jempolan dan pemandangan yang indah bikin kami betah meretas setiap kilometer putaran ban. Jalan utama lintas Sumatra diapit tebing dan perbukitan memberikan pemandangan cantik. Apalagi saat kami melintasi Kelok 9 menuju Bukittinggi dan Kelok 44 menuju Danau Bukit Maninjau. Terletak sekitar 140 km sebelah utara Kota Padang, 36 km dari Bukittinggi dan 27 km (17 mi) dari Lubuk Basung, ibu kota Kabupaten Agam.
Di sini juga lahir ulama-ulama hebat seperti Seperti Syekh Muhammad Amrullah, Syekh Abdul Karim Amrullah dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Daerah Maninjau juga menjadi tempat kelahiran tiga pahlawan nasional yakni Rasuna Said, Buya Hamka dan Muhammad Natsir.
Lepas dari Maninjau, Creta menuju Padang Sidempuan. Kami memilih untuk tidak kembali lagi melewati Bukittinggi. Melainkan rute Batu Kambing, Koto Padang dan Kelok Patah Kuburan Duo yang sepi. Mayoritas jalannya kecil, beraspal mulus meski ada di beberapa titik rusak. Di sini lagi-lagi kami mencoba bagaimana kinerja suspensi dan kenyamanan Hyundai Creta. Keluarnya di Pasar Inpres Panti, untuk bertemu dengan jalan utama lantas melanjutkan ke Padang Sidempuan.
Padang Sidempuan terkenal dengan julukan Kota Salak karena dikelilingi oleh perbukitan dan gunung yang menjadi kawasan perkebunan buah Salak. Merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli Selatan. Wilayah ini juga membuat kami amazing. Kami memilih menginap di Padang Sidempuan setelah menikmati ragam keindahan alamnya dan berlama-lama mengambil gambar di sini.
Keesokannya kami melanjutkan perjalanan menuju Aceh melewati Tarutung dan Sidikalang. Namun kami terlebih dulu menikmati Bukit Sibea-bea di tepi Danau Toba. Danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan. Memiliki panjang 100 km, lebar 30 km, dan kedalaman 505 meter. Adalah danau terluas di Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia.
Selain keindahan Toba, kami pun menikmati pemandangan rumah-rumah adat Sumatra Utara di beberapa titik masih dipertahankan oleh warganya. Indonesia memang negara kaya akan budaya. Sejak dari Lampung, kami disuguhi kuliner dan budaya lokal yang membuat kami tidak merasa bosan. Coba kalau kita jalan-jalan di Eropa, dari ujung ke ujung, bentuk rumahnya sama saja. Di Sumatra, kami menemukan ragam bentuk bangunan dengan desain yang berbeda-beda.
Perjalanan Hyundai Creta Xpedisi Tanah Sumatra akhirnya finis di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tim OTO Media Group sukses menyelesaikan perjalanan panjang selama sepuluh hari dengan menempuh total jarak tempuh 2.712 km dari Jakarta sampai ke kota Banda Aceh.
Hyundai Creta varian Prime yang kami ‘siksa’ dapat menyelesaikan Xpedisi Tanah Sumatra tanpa kekurangan sesuatu apapun. Mesin aman, kaki-kaki aman, transmisi clear dan seluruh anggota tim pun senantiasa sehat.
Jujur, perjalanan ini membuat kami merasa semakin kaya wawasan Tanah Air. Wawasan kami tentang Nusantara, keberagaman dan kami menikmati semua itu. (Eka)
Baca juga: Test Drive Hyundai Creta, Fitur Lengkap Tapi Performanya Paling Jempolan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Hyundai Creta
Model Mobil Hyundai
Jangan lewatkan
Promo Hyundai Creta, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Hyundai Creta Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Tenaga
113
|
103
|
119
|
145
|
113
|
Torsi
144 Nm
|
136 Nm
|
145 Nm
|
230 Nm
|
144 Nm
|
Power Steering
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
AC
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
EBD (Electronic Brake Distribution)
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kantong Udara Pengemudi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Adjustable Seats
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Headrest Kursi Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Crossover
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Hyundai Creta dari Carvaganza
Artikel Mobil Hyundai Creta dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review