Habis Pecat 1.400 Karyawan, Giliran Bos Ford Yang Dipecat
Mulai hari ini (23/5), Mark Fields tak perlu lagi masuk kerja di kantornya di Dearborn, Michigan, Amerika Serikat (AS). Pria berusia 56 tahun ini baru saja dicopot dari jabatannya sebagai presiden sekaligus CEO, Ford Motor Company setelah mengabdi lebih dari 28 tahun lamanya.
Keputusan pahit yang harus diterima Fields ini, diambil oleh para pemegang saham Ford pada Jumat (19/5) lalu. Tepat delapan hari setelah dirinya dipanggil oleh dewan direksi untuk menjelaskan alasan kondisi keuangan perusahaan yang kian merosot. Kepada The New York Times, William C. Ford, sang chairman berkata bahwa Mark Fields sudah rela untuk pensiun dini.
Selama tiga tahun sejak Fields memimpin Ford, saham Ford anjlok 40 persen. Bahkan sejak awal Januari sampai Mei 2017, nilai saham Ford melorot lagi 10 persen. Tahun ini penjualan Ford juga turun 25 persen dibanding tahun lalu. Keuntungan perusahaan ikut terpangkas hingga 30 persen. Di kampung halamannya sendiri, market share perusahaan mobil terbesar kedua di AS itu ikutan menurun.
Tiga tahun yang dilewati Fields memimpin Ford bukanlah periode yang indah. Tahun ini, misalnya, penjualan mobil di negeri Paman Sam lesu. Misalnya, penjualan Toyota dan Chevrolet di sana juga menurun sekitar 11 persen. Tahun ini juga lulusan Harvard University ini harus menarik ribuan mobil Ford karena alasan keselamatan (safety recall).
Bekas pimpinan Mazda Motor Corporation ini, juga harus membatalkan rencana pembangunan pabrik Ford khusus mobil kecil di Meksiko senilai US$ 1,6 juta. Proyek ini terpaksa terbengkalai, salah satu alasannya lantaran inisiatif dari presiden baru AS, Donald Trump. Yang menekan setiap produsen mobil agar membangun pabrik di dalam negeri untuk menambah kesempatan kerja bagi warga AS.
Fields juga dinilai gagal melakukan inovasi untuk menyiapkan mobil masa depan. Pabrikan mobil listrik seperti Tesla mulai merebut hati konsumen di sana. Belum lagi perkembangan zaman menuntut terwujudnya mobil swakendali.
Ia sebetulnya bukan tak berbuat apa-apa. Fileds sudah menyiapkan rencana pembangunan pusat studi dan kantor baru berteknologi tinggi yang ramah lingkungan. Gedung-gedung yang menelan dana US$ 1 miliar itu, dihubungkan oleh mobil-mobil autonomous. Fields juga berencana berinvestasi di perusahaan software Argo AI sebesar US$ 1 miliar.
Impian ambisius ini, ia sampaikan tahun lalu di Ford’s Research Center di Silicon Valley. Di sana, ia sesumbar kalau Ford mulai memproduksi dan memasarkan secara massal mobil swakendali tanpa pedal dan tanpa kemudi pada 2021.
Belum terwujud, mimpi Fields harus pupus. Posisinya harus rela ia serahkan kepada Jim Hacket, yang sebelumnya menahkodai divisi Smart Mobility Ford. Mark Fields meninggalkan 202 ribu karyawannya, seminggu setelah ia memecat 1.400 orang atas alasan efisiensi. Sebelumnya, di 2016 lalu Fields menutup operasi Ford di Jepang dan Indonesia karena tak menguntungkan.
Baca Juga: Ford patenkan gagang pintu steril
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Ford
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Populer
Video Mobil Ford Terbaru di Oto
Artikel Mobil Ford dari Carvaganza
Artikel Mobil Ford dari Zigwheels
- Motovaganza