Dianggap Curang, Fiat Dituntut Hingga Rp 61 Triliun
Kasus yang menimpa Fiat Chrysler Automobiles (FCA) terus menyebar. Setelah sebelumnya beberapa negara di Eropa menyelidiki, kali ini pengadilan Amerika Serikat yang melakukan penyelidikan atas kecurangan data emisi gas buang dilakukan FCA.
Pabrikan asal Italia-Amerika ini, seperti diwartakan Reuters, melakukan kecurangan pada data 104 ribu mobil yang dipasarkannya. Penyelidikan ini dilakukan Departemen Kehakiman Amerika Serikat di pengadilan Detroit.
Jajaran kendaraan diesel merek Fiat, dianggap melanggar aturan kontrol emisi gas buang. Pasalnya, pihak pengadilan Amerika Serikat menganggap adanya perangkat lunak yang bisa memanipulasi data emisi gas buangnya, sehingga dianggap menguntungkan Fiat Chrysler.
Dalam gugatan yang dilakukan, pihak pengadilan Amerika Serikat meminta Fiat Chrysler memperbaiki data dan juga kendaraan yang sudah mereka jual. Selain itu, Fiat Chrysler, diminta menghentikan sementara penjualan mobil yang terindikasi masalah. Sementara untuk denda, pihak pengadilan meminta hingga maksimal US$ 4,6 miliar atau setara Rp 61 triliun.
Menanggapi penyelidikan dan tuntutan yang diberikan pada pihaknya, Fiat menyatakan kecewa. Menurutnya, pihaknya tidak dengan sengaja melakukan penginstalan perangkat yang dimaksud guna memberikan kecurangan data.
Fiat Chrysler juga menyatakan bila pihaknya bakal memperbarui perangkat lunak untuk memenuhi regulator AS terkait kelebihan emisi pada kendaraan yang dijualnya.
Gugatan yang dilakukan pihak pengadilan juga melibatkan Fiat Chrysler V.M. Motori SpA yang merupakan produsen mesin yang dianggap bermasalah. Sebelumnya, pada awal tahun lalu, pihak pengadilan juga menjatuhi sanksi pada SpA. Pasalnya, terdapat perangkat lunak yang tidak disebutkan pada mobil yang dipasarkan 2014-2016 pada model Grand Cherokee dan truk Dodge Ram 1500.
Mobil-mobil itu dianggap memancarkan nitrogen monoksida lebih dari yang diizinkan. Masalah terkait emisi gas buang pada mobil diesel, memang tengah ramai saat ini. Seperti diketahui sebelumnya, masalah yang hampir sama juga menghinggapi Volkswagen.
Pabrikan asal Jerman itu, bahkan diwajibkan membayar ganti rugi terkait skandal manipulasi data mobil diesel oleh pengadilan AS hingga US$ 14,7 milliar atau sekitar Rp 191,2 trilliun. Perjanjian pembayaran ganti rugi ini memecahkan rekor terbesar sepanjang sejarah otomotif dunia.
Baca Juga: Menanti Gebrakan VW dan FCA
Sumber: Autonews, Reuters
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Video Mobil Chrysler Terbaru di Oto
Artikel Mobil Chrysler dari Carvaganza
Artikel Mobil Chrysler dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice